Tidak jauh dari Pura Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan Solo, terdapat sebuah kampung bernama Kemlayan. Kampung yang terkenal dengan mural-mural indahnya di sepanjang Jalan Gatot Subroto itu ternyata menyimpan jejak tiga maestro asli Solo.
Ketua Solo Societeit, Dani Saptoni mengatakan Kemlayan berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu 'Laya' yang berarti musik atau irama yang dihasilkan dari dalam.
Meski Kemlayan kini cenderung sebagai salah satu sentra bisnis di Solo, ternyata dulunya kampung itu merupakan tempat tinggal para seniman keraton.
Kemlayan dikenal sebagai tanah kelahiran Sardono W Kusumo yang merupakan maestro tari kontemporer, dan Mlayawidada serta S Ngaliman yang dikenal sebagai maestro karawitan.
"Kampung itu memang dulunya tempat abdi dalem, seniman keraton, terutama yang karawitan. Makanya namanya mlaya, artinya irama yang indah," ujar Dani saat dihubungi detikJateng, Senin (4/12/2023).
Dani mengatakan dari Kampung Kemlayan yang khas akan lorong-lorong sempitnya itu tercipta gending-gending Jawa dan notasi-notasi musik yang digunakan oleh seniman karawitan hingga kini.
"Jadi Keraton Solo itu kan menempatkan abdi dalemnya sesuai dengan fungsinya, kalau untuk seniman ya di Kemlayan ini," jelas Deni.
Menurut Dani, Kampung Kemlayan zaman dulu banyak diisi kegiatan-kegiatan seni. Masyarakatnya gemar mempelajari kesenian mulai dari wayang, karawitan, hingga tari-tarian, karena pengaruh lingkungannya. Grebeg Sekaten yang sudah ada sejak abad XV pun menjadi panggung bergengsi para seniman di Kemlayan.
![]() |
"Dulu sudut-sudut Kemlayan itu sibuk dengan aktivitas para seniman, tapi sekarang lebih ekonomis dengan adanya pertokoan dari penduduk sehari-hari," terangnya.
"Jadi penduduknya itu kalau nggak tahu kesenian itu ya minder di sana," sambung Dani.
Mulanya, Kemlayan merupakan lapangan atau tanah kosong yang luas untuk permakaman. Kemudian tercatat menjadi kampung seniman sejak era Pakubuwana IV.
"Ada satu situs peninggalan Pakubuwana IV berupa langgar, tapi sekarang kebetulan lokasi langgarnya itu sekarang sudah jadi rumah," tutur Deni.
Kini, Kampung Kemlayan sudah lebih dikenal sebagai pusat bisnis dengan hadirnya toko-toko yang menjamur di Jalan Gatot Subroto. Mulai dari toko elektronik, peralatan rumah, parfum, hingga kafe-kafe kekinian. Mural-mural yang dilukis di tembok-tembok bangunan di Kemlayan pun tampak indah memanjakan mata wisatawan yang berkunjung.
(dil/ams)