Kota Semarang terkenal dengan sisi 'atas' dan 'bawah'. Semarang 'atas' dimulai dari wilayah Jatingaleh, Banyumanik, Tembalang, dan Gunungpati. Sementara daerah lainnya disebut sebagai Semarang 'bawah'.
Dahulu, kondisi geografis Kota Semarang belum seperti sekarang. Bahkan garis pantainya terletak jauh di sisi selatan dibandingkan garis pantai saat ini. Banyak orang yang tidak menyangka bahwa dahulu wilayah Bergota yang terletak di tengah kota adalah pelabuhan.
Bagaimanakah transformasi Bergota yang berubah dari pelabuhan menjadi bukit dan pemakaman? detikJateng telah merangkum informasi tersebut dari dua sumber, yaitu buku Bunga Rampai Sejarah Indonesia dan artikel di laman resmi Jalur Rempah Kemdikbud. Mari simak informasi lengkapnya!
Pendangkalan dan Bergesernya Garis Pantai Semarang ke Arah Utara
Kota pelabuhan Semarang memiliki sejarah panjang dari zaman kuno hingga saat ini. Kota ini berhadapan dengan tantangan alam berupa pendangkalan pelabuhan akibat pelumpuran pantai.
Dataran rendah Semarang, yang semakin meluas setiap tahun, terbentuk dari endapan lumpur sungai dan pasir laut. Hal tersebut menyebabkan majunya garis pantai ke arah laut. Sejarah mencatat bahwa daerah ini pada masa lalu masih merupakan laut dengan garis pantai yang melekat pada kaki Bukit Bergota.
Teluk Bergota pernah menjadi pusat aktivitas pelabuhan Kerajaan Mataram Hindu. Namun, pelumpuran pantai oleh Sungai Semarang dan sungai lainnya menyebabkan pendangkalan pelabuhan.
Sejarawan Dr Mohamad Ali mengidentifikasi lokasi Pelabuhan Bergota di tepi timur teluk, berseberangan dengan Gedung Batu atau Sam Poo Kong, yang menjadi saksi perjalanan Cheng Ho pada abad ke-15.
Pendangkalan pun terus berlanjut dan Pelabuhan Bergota tak dapat lagi digunakan. Pada tahun 1870, Belanda membangun kanal dan pelabuhan Tanjung Emas, untuk mengatasi masalah ini.
Pendangkalan di Semarang juga terbukti pada pergeseran benteng VOC sekitar 2.250 m ke selatan muara Kali Semarang dalam 300 tahun.
Transformasi Bergota dari Pelabuhan Menjadi Bukit dan Tanah Makam
Pelabuhan Bergota di Semarang pernah berjaya pada masa Kerajaan Mataram Hindu. Lokasi ini menjadi pelabuhan sibuk pada abad ke-9. Namun, akibat pengendapan yang terjadi, pelabuhan ini mengalami pendangkalan dan garis pantai bergeser ke utara.
Pelabuhan Bergota yang dahulu menjadi meeting point penting antara masyarakat lokal dan pengaruh luar. Namun kini hanya tersisa dalam catatan sejarah. Pelabuhan Bergota kini menjelma tanah makam yang luas.
Keberadaannya menjadi cikal bakal bagi perkembangan pemukiman masyarakat Tionghoa di Semarang serta memperkaya kebudayaan melalui perdagangan lintas bangsa di pelabuhan ini.
Itulah transformasi Bergota yang dahulu merupakan pelabuhan sibuk dan kini telah menjadi bukit serta pemakaman. Semoga bermanfaat!
(ahr/ahr)