Tradisi wiwit masih dilestarikan petani di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Petani yang tergabung dalam kelompok tani Berkah Kopi menggelar tradisi wiwit mengawali panen kopi.
"Hari ini kami dari kelompok Berkah Kopi mengadakan wiwit panen kopi. (Tradisi) orang Jawa ketika akan panen dilaksanakan tradisi wiwit," kata Ketua Kelompok Tani Berkah Kopi, Giman, di sela-sela pelaksanaan tradisi wiwit, Kamis (13/7/2023).
Wiwit merupakan acara dilaksanakan di tengah kebun kopi yang akan dipanen. Anggota kelompok tani seluruhnya hadir. Mereka menggelar kenduri di tengah kebun kopi itu sebagai tanda dimulainya panen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah digelar wiwit ini kemudian baru dilakukan panen. Kopi mulai dipetik, dipilih yang merah-merah," jelasnya.
![]() |
Menurut dia, wiwit ini dilaksanakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan melalui panen kopi.
Giman mengatakan dalam panen kopi dilakukan tiga kali petik. Petik pertama biji kopi dipilih yang merah-merah. Kemudian ditunggu beberapa waktu lagi hingga kopi yang masih hijau menjadi merah.
"Petik kedua juga dipilih yang merah-merah saja. Yang ketiga, merah nggak merah diambil (dipetik) semua. Karena nanti (kalau tidak dipetik) bisa mengganggu bunga yang mau mekar berikutnya. Jadi kalau bunga sudah mekar (biji merah) baru dipetik, bunga yang mekar itu bakal gagal karena kegoyang-goyang saat metik kopinya itu," imbuhnya.
Kebun kopi di Desa Banyuanyar milik 33 petani anggota Berkah Kopi produksinya mencapai sekitar 6-7 hektare. Lokasinya menyebar.
Hasil panen kopi musim ini, kata dia, kurang maksimal karena saat berbunga curah hujan tinggi sehingga banyak bunga yang rontok.
"Jadi satu hektare itu bisa mencapai 1,5 ton, sampai 2 ton bisa," imbuhnya yang menyebutkan hasil panen jika kondisi bagus.
![]() |
Salah satu petani anggota Berkah Kopi, Nyoto mengatakan setiap kali panen selalu menggelar tradisi wiwit. Tradisi ini sudah turun-temurun.
"Syukuran panen. Syukur karo sing gawe urip (kepada Tuhan)," kata Nyoto.
Dia mengaku menanam kopi jenis robusta sejak tahun 1999. Saat ini dia memiliki kebun kopi satu hektare, 7.000 meter persegi di antaranya sudah produksi.
"Ini panennya kurang maksimal, terlalu banyak curah hujan," kata Nyoto.
Saat ini dari kebunnya sudah dipanen atau petik pertama menghasilkan 3 kuintal. Dari lahan 7.000 meter persegi itu diperkirakan bisa panen 1 ton.
(rih/apl)