Anak putu dari komunitas adat keturunan Eyang Banokeling di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, akan menggelar ritual adat Perlon Besar. Acara tersebut digelar pada hari Kamis, seminggu setelah Idul Adha, setiap tahunnya.
"Idul Adha kan tanggal 10 Dzulhijjah kemarin. Kita sama, hari Kamis merayakannya dengan pemerintah. Tapi kalau besok Kamis (6/7/2023) ritual adat Perlon Besar. Acara ini ambilnya hari Kamis setelah Idul Adha. Pasarannya tidak pasti, tapi kalau besok hari Kamis Pon. Setiap tahun berubah-ubah," kata juru bicara Anak Putu Banokeling, Sumitro saat dihubungi wartawan, Selasa (4/7/2023).
Sumitro mengatakan, acara tersebut digelar sebagai ungkapan rasa syukur anak putu Banokeling sekaligus untuk menyampaikan doa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu acara dalam rangka orang-orang yang punya niat dan cita-cita segala macam. Kadang-kadang ada yang nyumbang kambing atau sapi tetapi per kelompok. Tidak jadi satu di makam eyang Banokeling. Diadakan di halaman salah satu rumah bedogol (ketua adat)," jelasnya.
Ada berbagai acara dalam ritual adat Perlon Besar, salah satunya menyembelih beberapa kambing untuk dimasak dan disantap bersama.
"Rangkaian acaranya pagi bersih-bersih makam, tapi bukan Banokeling, karena sudah minggu kemarin. Besok itu di sebelahnya, Eyang Kyai Gunung Jati. Sebelah timurnya," terang Sumitro.
"Itu sambil nunggu masak. Kalau masaknya sudah selesai ya kumpul di pasemuan slametannya," imbuhnya.
Sumitro belum bisa memastikan berapa jumlah kambing yang akan disembelih dalam Perlon Besar tahun ini.
"Tidak bisa memastikan jumlahnya berapa yang ikut besok. Paling jumlah kambingnya 15-20 ekor. Untuk tahun ini tidak ada sapinya sepertinya. Idul Adha kemarin nyembelih 7 sapi. Kambingnya ada puluhan. Ada yang (menyembelih) di masjid, ada yang di rumah juga," pungkasnya.
Mengenai sosok Banokeling, anak putunya meyakini dia dulu merupakan tokoh spiritual dari Kadipaten Pasir Luhur (saat ini wilayah Kecamatan Karanglewas, Banyumas). Wilayah ini dulu merupakan bagian dari Kerajaan Padjadjaran. Banokeling datang ke Pekuncen untuk membuka wilayah pertanian.
(dil/apl)