Peringati Hari Lahir Pancasila, Warga Bantul Gelar Merti Wayang Beber Garuda

Peringati Hari Lahir Pancasila, Warga Bantul Gelar Merti Wayang Beber Garuda

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Kamis, 01 Jun 2023 21:01 WIB
Suasana merti wayang beber di Pedukuhan Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Kamis (1/6/2023).
Suasana merti wayang beber di Pedukuhan Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Kamis (1/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng.
Bantul -

Ratusan warga Pedukuhan Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul memperingati hari lahir Pancasila dengan cara yang berbeda. Mereka melakukan merti wayang beber garuda untuk mengenalkan wayang beber dan memupuk rasa nasionalisme.

Pantauan detikJateng, ratusan orang mulai dari anak-anak hingga para orang tua mengenakan pakaian adat dan berwarna merah putih. Selanjutnya, mereka membawa wayang beber dan gambar garuda sembari melakukan kirab keliling Kanutan.

Pencetus merti wayang beber dalam rangka hari lahir Pancasila Indra Suroinggeno mengatakan, merti wayang beber ini diselenggarakan Museum Wayang Beber Sekartaji dan Pokdarwis Almira Kalurahan Sumbermulyo. Menurutnya, merti wayang beber ini yang pertama di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena merti wayang beber sebelumnya belum ada, jadi ini yang pertama di dunia. Biasanya kan merti dusun tapi ini merti wayang beber, yang disyukuri atas adanya wayang beber," katanya kepada detikJateng, Kamis (1/6/2023).

ADVERTISEMENT
Suasana merti wayang beber di Pedukuhan Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Kamis (1/6/2023).Suasana merti wayang beber di Pedukuhan Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Kamis (1/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

"Karena wayang beber selama ini dianggap hanya ada beberapa cerita saja, hampir punah, dan kami bangkitkan. Makanya setelah bangkit ini kami merti, kami syukur kepada Tuhan yang maha esa (YME)," lanjut Indra.

Indra melanjutkan, peserta merti wayang beber mencapai ratusan orang. Bahkan, pesertanya ada yang berasal dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Pesertanya ada ratusan, paling jauh dari Jawa Timur. Tapi kebanyakan warga Kanutan sini," ujarnya.

Secara detail, Indra mengungkapkan jika jalur merti wayang beber atau kirab garuda mengambil start dari Museum Sekartaji Jalan Pancasila, selanjutnya melewati Jalan Proklamasi, Jalan Dharma Atmaja, Jalan Nusantara, Jalan Garuda dan Jalan Merdeka.

"Jadi ada enam jalan, dan itu lintas Kapanewon, karena lewat Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak," ucapnya.

Suasana merti wayang beber di Pedukuhan Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Kamis (1/6/2023).Suasana merti wayang beber di Pedukuhan Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Kamis (1/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....

Sebelum merti wayang beber, Indra menyebut ada serangkaian prosesi yakni doa bersama dan melibatkan penghayat dan aliran sufi. Selanjutnya wawasan nasionalisme, bedah wayang beber Pancasila.

"Yang unik dalam kirab itu nanti ada robot maskot Garuda yang dipakai salah satu anak sanggar. Terus semua barisan depan nanti setelah tulisan pada membawa wayang beber yang sudah disarungi, habis itu baru ada bregada, blencong-blencong Garuda dan kita siapkan 25 wayang Garuda itu untuk anak-anak," ucapnya.

"Dan di belakang rombongan itu masyarakat mengenakan pakaian tradisional atau merah putih," imbuh Indra.

Suasana merti wayang beber di Pedukuhan Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Kamis (1/6/2023).Suasana merti wayang beber di Pedukuhan Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Kamis (1/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Dengan merti wayang beber ini, Indra berharap dapat meningkatkan toleransi antar masyarakat. Selain itu mengenalkan wayang beber kepada masyarakat khususnya di Kabupaten Bantul.

"Harapannya masyarakat setempat untuk lebih menguatkan lagi nilai-nilai toleransi. Dan yang terpenting mengenalkan dan melestarikan keberadaan wayang beber kepada masyarakat luas," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads