Sebanyak 21 karya budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diganjar penganugerahan Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Salah satunya adalah Gobak Sodor. Apa itu?
Bagi yang belum tahu, Gobak Sodor merupakan permainan tradisional yang sudah ada sejak zaman dahulu. Permainan ini masuk daftar warisan budaya yang ditemukan di hampir semua wilayah di DIY, utamanya Kulon Progo.
"Gobak Sodor merupakan Warisan Budaya Tak Benda yang tidak hanya ada di Kulon Progo, maka menjadi WBTb DIY. Sama dengan tahun kemarin Reog Wayang Kapanewon Galur, Kulon Progo, juga ada di Srandakan, Bantul. Maka menjadi WBTb DIY," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Niken Probo Laras, saat dihubungi detikJateng, Selasa (30/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan permainan ini melibatkan dua regu yang bergantian bertugas sebagai tim penyerang dan tim penjaga dalam setiap sesinya. Masing-masing regu berisi 4 hingga 6 orang.
Permainan ini dilakukan di lapangan berukuran 15 x 9 meter yang di dalamnya terdapat 6 petak berukuran masing-masing 4x5 meter. Petak ini biasanya dibuat menggunakan kapur barus atau labur.
Tujuan utama permainan ini adalah bagaimana regu yang bertugas sebagai penyerang bisa menerobos wilayah regu yang berjaga di garis batas. Sebaliknya, regu penghalang bertugas menjaga wilayahnya agar tidak dilewati tim penyerang.
Tim penyerang yang berhasil lolos kepungan tim penghalang mendapatkan poin yang nantinya diakumulasikan di akhir laga. Poin terbanyak menjadi pemenangnya.
Niken mengatakan meski sudah ada sejak zaman leluhur, permainan tradisional ini masih bisa ditemukan di setiap sudut kampung di Kulon Progo. Hal ini tak lepas dari upaya pemerintah dan masyarakat Kulon Progo yang berkolaborasi menjaga agar Gobak Sodor tidak punah.
"Kita harus lestarikan terus WBTb ini agar tidak punah ditelan waktu dan perkembangan teknologi. Ketahanan budaya harus tetap berlangsung melalui pelestarian atau perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan, utamanya pada anak-anak dan generasi muda," ujarnya.
Eksistensi Gobak Sodor di Kulon Progo juga didukung oleh dinas-dinas lain seperti halnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Diskdikpora) setempat. Ini karena Gobak Sodor masuk dalam kurikulum pendidikan karakter berbasis budaya di Jogja.
"Pendidikan karakter di satuan pendidikan di bawah kewenangan Disdikpora meliputi karakter kebangsaan, agama dan karakter berbasis nilai budaya lokal (Jogja). Khusus pendidikan karakter berbasis nilai budaya, dalam implementasinya termasuk aktivitas permainan tradisional ini," ucap Kepala Disdikpora Kulon Progo, Arif Prastowo.
Arif mengatakan seluruh sekolah tingkat SD-SMP di Kulon Progo telah diinstruksikan untuk menggiatkan event permainan tradisional salah satunya Gobak Sodor. Pihaknya juga rutin mengadakan festival permainan tradisional ini.
"Permainan gobak sodor sampai saat diselenggarakan di hampir semua satuan pendidikan baik SD maupun SMP. Setiap ada event penampilan pendidikan karakter antar sekolah, permainan gobak sodor selalu ditampilkan dan dilombakan," terangnya.
Selengkapnya di halaman berikutnya....
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menetapkan 44 Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) terbaru berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam dua tahun terakhir.
Sebanyak 21 karya budaya asal DIY pada 2022 mendapatkan penganugerahan WBTb 2023, salah satunya adalah Gobak Sodor. Penetapan tersebut ditandai dengan penyerahan sertifikat WBTb oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada Bupati/Wali Kota se-DIY, Keraton Jogja, dan Kadipaten Pakualaman di Gedhong Pracimasana, Kepatihan, Kota Jogja.
"Saya ucapkan selamat kepada Bupati/Wali Kota se-DIY, Keraton Jogja dan Kadipaten Pakualaman yang telah menerima sertifikat penetapan WBTb," ujar Sultan dalam sambutannya di acara penyerahan Sertifikat WBTb, Selasa (23/5/2023).
"Saya pun berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi seperti peneliti, ahli dan pelaku budaya yang dengan penuh semangat berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Terima kasih juga kepada masyarakat yang telah berpartisipasi aktif dalam pengidentifikasian dan perlindungan warisan ini," lanjutnya.