Padusan Boyolali Dibuka dengan Siraman di Umbul Petilasan Raja Solo

Padusan Boyolali Dibuka dengan Siraman di Umbul Petilasan Raja Solo

Jarmaji - detikJateng
Selasa, 21 Mar 2023 14:15 WIB
Tradisi padusan jelang Ramadhan di Umbul Ngabean, Pengging, Banyudono, Boyolali, Selasa (20/3/2023).
Tradisi padusan jelang Ramadhan di Umbul Ngabean, Pengging, Banyudono, Boyolali, Selasa (20/3/2023). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Tradisi padusan di Kabupaten Boyolali resmi dibuka hari ini dengan acara siraman di petilasan Paku Buwono (PB) X di Umbul Ngabean, Pengging, Kecamatan Banyudono.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Acara diawali dengan kirab dari Kecamatan Banyudono menuju kompleks Umbul Tirto Marto Pengging.

Kirab diikuti Bupati beserta istri, jajaran Forkimpimda Boyolali, dan Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duta wisata dan duta seni Boyolali juga turut memeriahkan kirab ini. Mereka mengenakan pakaian jawa beskap jangkep dan naik sejumlah andong. Sesampainya di kompleks Umbul Tirto Marto, rombongan kirab langsung menuju Umbul Ngabean atau siraman ndalem, bekas pemandian raja peninggalan PB X.

Sebagai penanda dibukanya tradisi padusan, Bupati M Said Hidayat dan istri, Desi Adiwarni Hidayat, serta Gusti Moeng menyiramkan air kembang ke duta wisata Mas dan Mbak Boyolali.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya para duta wisata dan duta seni itu melakukan ritual mandi di Umbul Ngabean.

"Padusan ini dilaksanakan untuk nguri-uri tradisi budaya Jawa. Ini tradisi untuk memasuki Ramadan, sudah berlangsung sekian tahun di Boyolali," kata Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali, Supana, Selasa (21/3/2023).

Tak hanya di Pengging, tradisi padusan juga digelar di berbagai umbul yang ada di Boyolali. Tradisi padusan ini digelar mulai hari ini sampai Rabu (22/3) besok.

"Wisata air di Boyolali banyak, semuanya buat padusan. Tapi prosesi padusan dilaksanakan di Pengging dan kita pilih di Umbul Ngabean, petilasan Sinuwun Paku Buwono X, yang kala itu sering digunakan Sinuwun untuk Siraman," jelas Supana.

Ketua LDA Keraton Surakarta, Gusti Moeng, mengatakan Umbul Ngabean dibangun Sinuwun PB X.

"Dulu sebelum Keraton mengadakan padusan, ya seperti ini, diawali itu dari Keraton. Terus baru barengan seluruh masyarakat, karena dulu Keraton kan pusat pemerintahannya. Jadi kalau Sinuwun belum padusan, rakyatnya belum," kata Gusti Moeng.

"Yang diperlihatkan lahiriahnya, tetapi yang penting kita mensucikan batin kita," imbuh Gusti Moeng saat menjelaskan tentang makna padusan.

Bupati Boyolali, M Said Hidayat, mengatakan tradisi ini rutin tiap tahun untuk menyambut Ramadhan.

"Hari ini acara padusan dalam rangka membersihkan badaniah, artinya badan kita sebelum masuk bulan suci Ramadhan di tahun 1444 H," jelas Said.




(dil/apl)


Hide Ads