Perahu Kuno Rembang, Produk Nusantara untuk Dagang Orang Indochina

Perahu Kuno Rembang, Produk Nusantara untuk Dagang Orang Indochina

Mukhammad Fadlil - detikJateng
Kamis, 19 Jan 2023 06:30 WIB
Penampakan perahu kuno yang ditemukan di Desa Punjulharjo, Rembang, pada 2008.
Penampakan perahu kuno yang ditemukan di Desa Punjulharjo, Rembang, pada 2008. Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng
Rembang -

Perahu kuno yang ditemukan di Desa Punjulharjo, Kabupaten Rembang, pada 2008 silam masih menyisakan misteri. Hasil penelitian yang telah dilakukan, perahu itu dibuat oleh orang Nusantara tetapi dipakai untuk berdagang orang dari Indochina.

Hal itu diungkapkan Kepala Sub Koordinator Sejarah, Museum, dan Cagar Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang, Retna Dyah Radityawati.

Temuan dalam Perahu

"Itu terkonfirmasi dari temuan barang-barang yang ada dalam perahu tersebut. Misalnya temuan patung dan peralatan keperluan hidup yang ada di dalam perahu," kata Retna saat dihubungi detikJateng, Rabu (18/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedangkan kalau terkait pembuat orang Nusantara itu dilihat dari segi teknologi pembuatannya dan bahan atau kayu yang dipakai adalah bahan-bahan khas Nusantara," imbuh dia.

Retna menjelaskan, perahu kuno Punjulharjo itu sudah digunakan pada abad ke-7. Dugaan itu diperkuat oleh hasil penelitian melalui radiokarbon yang diambil dari tali ijuk di perahu tersebut.

ADVERTISEMENT

"Hasil penelitian, dating radiokarbon tali ijuknya perahu kuno itu kan abad tujuh ke delapan," ujar Retna.

Baca juga:

Mengunjungi Situs Perahu Kuno Rembang, Jejak Kejayaan Maritim Abad ke-7

Penampakan perahu kuno yang ditemukan di Desa Punjulharjo, Rembang, pada 2008.Penampakan perahu kuno yang ditemukan di Desa Punjulharjo, Rembang, pada 2008. Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng

Hubungan Erat Jawa-Indochina

Pada masa itu, kata Retna, di Jawa terdapat kerajaan-kerajaan yang persebaran wilayahnya di pedalaman. Seperti Kerajaan Mataram dan Kalingga.

Menurut dia, kala itu hubungan bilateral orang Jawa dengan etnis Indochina sudah erat. Kerja sama di bidang perdagangan juga sudah meluas ke wilayah pedalaman Jawa, bukan lagi di tepian pantai.

"Dia (orang Indochina) dagangnya nggak di bibir pantai, diambil penduduk lokal, bukan. Tapi sudah mengarah ke daerah pedalaman (Jawa). Karena kerajaan pada masa abad 7 ke 8 itu berada di pedalaman, seperti Mataram, Kalingga. Yang mana hubungan bilateral keduanya sudah sangat erat," ungkap Retna.

Baca juga:

Penampakan Perahu Kuno di Rembang, Lebih Tua Dibanding Borobudur

Lokasi-Posisi Perahu Masih Sama

Sejak ditemukan, perahu kuno itu masih berada di tempat semula. Yakni di barat permukiman Desa Punjulharjo, Rembang. Posisinya juga tidak berubah.

Beberapa benda di dalamnya seperti patung kepala manusia, tongkat komando, dan fragmen atau pecahan gerabah serta beberapa helai tali ijuknya disimpan di Balai Konservasi Borobudur.

Komposisi perahu kuno itu terbilang relatif utuh. Hanya beberapa papan kayu di bagian depan dan belakang perahu itu sudah rusak saat ditemukan. Panjang perahu itu sekitar 15 meter, lebarnya 5 meter.

Dikutip dari situs web Kemdikbud, perahu kuno Punjulharjo terbuat dari kayu jenis ulin. Teknik pembuatannya menggunakan teknologi penyambungan antar papan, teknik papan ikat, dan kupingan pengikat.




(dil/dil)


Hide Ads