Cerita rakyat merupakan sebuah karya sastra yang menceritakan tentang nilai kehidupan. Biasanya, setiap daerah memiliki sebuah cerita rakyat yang berbeda dengan daerah lain.
Pada masa lalu, cerita rakyat berkembang melalui budaya tutur. Namun, tidak jarang cerita rakyat itu akhirnya dibukukan sehingga bisa menyebar ke daerah lain.
Salah satu cerita rakyat yang cukup terkenal adalah Timun Mas. Cerita rakyat tersebut dikenal di berbagai daerah karena sudah banyak diterbitkan dalam bentuk buku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, ada pula yang sudah membuat cerita bergambar atau komik dan film animasi mengenai cerita rakyat Timun Mas.
Berikut ini cerita mengenai Timun Mas dikutip dari buku Dongeng Nusantara yang ditulis oleh Bambang Joko Susilo dan Dedi Fadilah.
Cerita Timun Mas
Pada masa lalu tersebutlah seorang janda yang hidup sebatang kara. Wanita yang akrab dipanggil Mbok Randa itu sudah lama menginginkan anak untuk menemani hidupnya.
Suatu hari, muncullah seorang raksasa. Dia mengetahui keinginan Mbok Randa dan berjanji untuk mewujudkannya. Raksasa itu memberikan biji mentimun kepada Mbok Randa.
Raksasa itu menyuruh Mbok Randa menanam biji mentimun itu. Kelak, dia akan menemukan sesosok bayi di dalamnya.
"Tapi dengan syarat, saat dia berumur enam tahun kau harus menyerahkannya kepadaku untuk kusantap," kata raksasa itu.
Besarnya keinginan untuk memiliki anak membuat Mbok Randa menyanggupi syarat tersebut.
Perintah raksasa itu dilaksanakan dengan patuh. Ditanamnya biji mentimun itu dan dirawatnya dengan baik.
Di antara beberapa buah yang tumbuh, Mbok Randa menemukan salah satu mentimun yang berukuran sangat besar berwarna kuning keemasan. Saat dipetik dan dibelah, terdapat sesosok bayi mungil di dalamnya.
Mbok Randa lantas merawat bayi yang diberi nama Timun Mas itu dengan penuh kasih sayang. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang cantik.
Enam tahun sudah berlalu. Timun Mas sudah tumbuh menjadi anak yang cantik. Mbok Randa sangat menyayanginya.
Namun, kebahagiaannya terusik dengan kedatangan raksasa yang menagih janjinya. Mbok Randa keberatan jika Timun Mas diambil oleh raksasa itu untuk dimakan. Dia pun memutar otak.
Dia lantas meminta raksasa untuk bersabar hingga dua tahun lagi. Mbok Randa beralasan tubuh Timun Mas masih terlalu kecil sehingga tidak enak untuk dimakan. Ternyata, raksasa itu menyetujuinya.
Setelah itu, Mbok Randa akhirnya pergi menemui seorang petapa. Dia menceritakan permasalahan yang dihadapinya dan meminta bantuan petapa itu.
Sang Petapa memberi beberapa bungkusan berisi biji mentimun, jarum, garam dan terasi kepada Mbok Randa. Benda-benda itu nantinya bisa untuk menangkal kejahatan raksasa tersebut.
Pelarian Timun Mas di halaman berikutnya
Dua tahun kemudian, raksasa itu kembali datang menagih janji. Mbok Randa langsung menyuruh Timun Mas lari sambil membawa bungkusan pemberian dari petapa sakti.
Raksasa itu pun mengejarnya. Timun Mas yang sudah kelelahan lantas mengeluarkan bungkusan berisi biji mentimun.
Ajaib, pohon mentimun dengan ukuran-ukuran raksasa tiba tiba tumbuh dan melilit tubuh raksasa itu. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Timun Mas untuk lari. Namun, beberapa saat kemudian raksasa itu mampu membebaskan diri dan mengejar Timun Mas.
Jarak keduanya semakin dekat. Timun Mas mengambil bungkusan berisi jarum dan menyebarkannya. Tiba-tiba tanaman bambu tumbuh dengan lebatnya.
Tanaman bambu itu menghambat langkah raksasa itu. Kakinya berdarah tertusuk bambu. Namun, raksasa itu enggan menyerah. Meski terluka, dia masih terus mengejar gadis cilik itu.
Timun Mas mengambil bungkusan ketiga. Disebarnya garam pemberian petapa sakti itu. Tiba-tiba, tanah di belakangnya menjadi lautan.
Namun, raksasa itu ternyata masih bisa menyeberangi lautan tersebut. Dia kembali mengejar Timun Mas yang tinggal memiliki satu senjata.
Akhirnya, Timun Mas mengeluarkan bungkusan terakhirnya. Disebarnya terasi dalam bungkusan itu yang kemudian menjadi lautan lumpur. Ternyata, raksasa itu tidak mampu melintasinya dan tenggelam di dalamnya.
Timun Mas kemudian kembali pulang dan hidup bahagia dengan Mbok Randa.