Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah terdapat sebuah benda cagar budaya yang memiliki berbagai cerita. Warga menyebutkan sebagai Pintu Gerbang Majapahit. Lalu seperti apa cerita di balik Pintu Gerbang Majapahit tersebut.
Bangunan kuno yang dikenal masyarakat sebagai Pintu Gerbang Majapahit berada di Dukuh Rendole, Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo. Untuk sampai di lokasi tidak jauh dari pusat Kota Pati berjarak 5,7 kilometer. Jika ditempuh dengan berkendara membutuhkan waktu sekitar 13 menit.
Pintu Gerbang Majapahit berada di tengah-tengah permukiman warga. Tampak sekitar pintu gerbang tersebut dipagari dengan rapat. Pintu gerbang itu berada di dalam ruangan kaca.
Sedangkan di sisi luar terdapat tulisan 'Gapura Majapahit dilindungi UU RI No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya'.
Tak hanya itu, di depan bangunan yang dikenal masyarakat sebagai Pintu Gerbang Majapahit terdapat plang bertuliskan cerita asal-usul pintu tersebut. Dijelaskan pintu tersebut berkaitan dengan kisah Raden Bambang Kebo Nyabrang adalah anak Sunan Muria yang tidak diakui karena sejak kecil diasuh oleh kakeknya.
"Sebagai syarat agar diakui sebagai anak Sunan Muria, maka Sunan Muria menyuruh Kebo Nyabrang membawa pintu gerbang Majapahit dari Mojokerto menuju Gunung Muria dalam satu malam," tulis di plang itu seperti dilihat detikJateng, Jumat (24/6/2022).
Dijelaskan, di sisi lain murid Sunan Ngerang juga berkeinginan untuk mendapatkan pintu tersebut. Sebab pintu itu menjadi syarat untuk mempersunting putri Sunan Ngerang.
"Di sisi lain tempat di padepokan Sunan Ngerang salah satu muridnya bernama Raden Ronggo ingin menyunting putri Sunan Ngerang bernama Roro Pujiwat. Dia mau memperistri dengan syarat Raden Ronggo memboyong pintu gerbang Majapahit ke padepokannya," tulisnya.
Namun murid tersebut Raden Ronggo kecewa karena pintu gerbang Majapahit telah dibawa Kebo Nyabrang ke Gunung Muria. Lantas Raden Ronggo mengejar Kebo Nyabrang untuk meminta pintu, namun tidak diberikan. Lalu timbul peperangan. Sunan Muria yang melihat dua orang bertarung lalu turun ke tempat kedua orang tersebut bertarung.
"Lalu Sunan Muria berkata "Wis padha lereno sak kloron padha bandhole". Berhentilah kedua orang tersebut bertarung, hingga sekarang tempat tersebut dinamai Dukuh Rendhole (Isak kloron padha bandhole). Sunan Muria pun mengakui Rade Kebo Nyabrang menjadi anaknya dan menyuruhnya untuk menjadi penjaga pintu Gerbang Majapahit," terang di papan tersebut.
Halaman selanjutnya, pendapat pakar soal Gerbang Majapahit...
Simak Video "Video: Melihat Keunikan Sejarah SD Mexico yang Jadi Cagar Budaya Jakarta"
(rih/rih)