Sudah dua tahun lebih aktivitas masyarakat yang melibatkan massa tak bisa digelar akibat pandemi COVID-19. Pagi tadi, Kampung Bangunrejo, Kemantren Tegalrejo, Kota Jogja merayakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 di DIY dengan Merti Kampung.
Kegiatan tahunan dengan menampilkan atraksi budaya itu murni swadaya urunan warga Kampung Bangunrejo. Warga antusias patungan usai dua tahun tak bisa menggelar acara tersebut.
"Warga kami sudah dua tahun tidak bisa menggelar merti kampung. Makanya, tahun ini setelah PPKM Level 1, warga antusias dengan urunan. Karena ini sudah menjadi tradisi bagi warga kami," jelas Ketua RW 13 Bangunrejo, Kelurahan Kricak, Kemantren Tegalrejo, Kota Jogja Haryanto, saat ditemui wartawan di sela Merti Kampung, Minggu (19/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, dalam Merti Kampung ini, semua RT wajib menampilkan atraksi budaya. Mulai dari kesenian jathilan, sampai atraksi seni lain.
"Semua RT wajib menampilkan kreativitas seni dan yang paling penting (ada) gunungan untuk diperebutkan warga," katanya.
Sebagai Kampung Budaya, lanjut Haryanto, pihaknya berharap ada perhatian lebih dari pemerintah. Saat ini, baru pencanangan Kelurahan Kricak sebagai kelurahan budaya yang belum bisa efektif mendorong Kampung Bangunrejo sebagai destinasi wisata.
Menanggapi hal itu, Penjabat Wali Kota Jogja Sumadi menegaskan, kreativitas seni dari warga Kampung Bangunrejo ini harus dikembangkan dan didukung lebih menarik. Agar ke depan, lanjutnya, kesenian tradisi di kampung-kampung di Kota Jogja bisa didorong menjadi destinasi wisata.
"Ini sangat menarik untuk dikembangkan lebih luas lagi kemanfaatannya. Tak hanya dinikmati masyarakat saja. Tapi, sebagai destinasi wisata saya kira sangat menarik," jelasnya.
Ia berharap, setiap pertunjukan seni tradisi ini bisa dikenalkan kepada wisatawan mancanegara maupun domestik. "Apalagi setelah pandemi, wisatawan masih belum banyak pilihan aktivitas pentas seni. Ini bisa menjadi peluang masyarakat," jelas Asisten Sekda DIY Bidang Tata Pemerintah ini.
(Heri Susanto/aku)