Tradisi Tanam Kepala Kerbau Kudus Dipercaya Digelar Agar Tak Pagebluk

Tradisi Tanam Kepala Kerbau Kudus Dipercaya Digelar Agar Tak Pagebluk

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 19 Jun 2022 09:45 WIB
Tradisi menanam kepala kerbau di persawahan Desa Temulus Kecamatan Mejobo, Kudus, Jumat (17/6/2022).
Tradisi menanam kepala kerbau di persawahan Desa Temulus Kecamatan Mejobo, Kudus, Jumat (17/6/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Kudus -

Warga Desa Temulus Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggelar apitan sedekah bumi untuk bersyukur hasil panen yang didapatkan. Uniknya warga menanam kepala kerbau dan empat kaki di tengah sawah.

Tradisi ini dimulai dengan penyembelihan hewan kerbau pada Jumat (17/6) pagi. Setelah itu daging kerbau dibagikan kepada warga Desa Temulus. Kepala kerbau, empat kaki, dan ekor disisakan untuk ditanam di tengah sawah.

Selepas salat Jumat, kepala kerbau yang telah dibungkus dengan kain kafan dibawa ke tengah sawah Balung Simpan. Tokoh agama setempat pun turut mengikuti pelaksanaan penanaman kepala kerbau tersebut. Perjalanan dari balai desa ke lokasi sejauh satu kilometer dengan menelusuri jalan setapak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang tokoh masyarakat pun membacakan doa terlebih dahulu. Baru kemudian dilakukan penanaman di tengah sawah. Suasana mendung menyelimuti prosesi sakral tersebut.

Kepala Desa Temulus, Suharto, mengatakan acara apitan dan sedekah bumi tahun ini digelar secara meriah. Termasuk terdapat hiburan wayang kulit pada Jumat malam. Suharto mengatakan inti tradisi yakni melakukan penanaman kepala kerbau, empat kaki, dan ekor di tengah sawah.

ADVERTISEMENT

"Sedekah bumi apitan Desa Temulus ini adalah puncak acaranya. Mulai tadi pagi pukul 05.00 WIB sudah dilaksanakan penyembelihan kerbau jam 07.00 WIB sudah selesai, langsung dagingnya didistribusikan ke masing-masing RT," jelas Suharto ditemui di balai Desa Temulus, pada hari itu.

"Terus siang ini tadi dilaksanakan penimbunan syarat (mengubur kepala kerbau di tengah sawah)," sambung dia.

Suharto menceritakan penanaman kepala kerbau itu dilakukan sudah turun temurun setiap tahun. Menurutnya tradisi ini merupakan warisan dari nenek moyang terdahulu.

"Tadi yang ditanam kepala, empat kaki dan ekornya. Kalau itu memang peninggalan nenek moyang entah dulu orang tua sudah bisa komunikasi mintanya kepala kerbau, kaki empat dan ekornya yang ditanam di Balong Simpan," kata Suharto.

Dia menjelaskan bahwa penanaman kepala ini sebagai bentuk syukur terhadap hasil panen yang didapatkan oleh warganya. Dia pun berharap agar hasil panen petani di Desa Temulus mengalami peningkatan di tahun selanjutnya.

"Memang inilah adat istiadat yang harus dilaksanakan demi keselamatan warga Temulus supaya para petani mengerjakan lahannya bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu saya kepala desa sudah melaksanakan tugas," terang dia.

"Kalau tidak dilaksanakan biasa terjadi pagebluk, ketika menanam padi itu gagal, terus banyak yang sakit. Setiap tahun selalu diadakan," lanjut Suharto.

Dia menambahkan jika tradisi apitan ini digelar secara sederhana selama dua tahun karena pandemi. Meski begitu kata dia, tradisi menanam kepala kerbau di tengah sawah tetap dilakukan.

"Kemarin tahun 2020,2021 tetap kita laksanakan, cuman tidak boleh berkerumun yang kita undang dibatasi, tahun ini digelar secara meriah. Malam ini ada wayangan juga," pungkas Suharto.




(sip/sip)


Hide Ads