Pertemuan Prabowo-Cak Imin, DPP PKB: Menjaga Demokrasi Berkualitas

Pertemuan Prabowo-Cak Imin, DPP PKB: Menjaga Demokrasi Berkualitas

Ari Purnomo - detikJateng
Minggu, 19 Jun 2022 21:45 WIB
Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah di Solo, Minggu (19/6/2022).
Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah di Solo, Minggu (19/6/2022). (Foto: Ari Purnomo/detikJateng)
Solo -

Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah mengungkapkan pentingnya pertemuan antara dua pimpinan parpol yakni Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Menurutnya, apa yang dilakukan oleh dua pimpinan Parpol tersebut sebagai bentuk kerjasama untuk menjaga demokrasi agar semakin matang.

"Saya kira, yang kita pahami dari beliau-beliau ini, karena mereka adalah pemimpin rakyat. Pastilah kerja sama untuk memastikan kita ingin menjaga betul demokrasi semakin matang," terang Luluk kepada wartawan di sela bimtek di Solo, Minggu (19/6/2022).

"Demokrasi yang berkualitas, peralihan kekuasaan yang berjalan semestinya yang smooth, yang tidak memunculkan huru hara, berdarah-darah, itu penting," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luluk juga menyampaikan, Partai Gerindra dan PKB punya pengalaman panjang, semangat yang sama bahwa ancaman-ancaman demokrasi bisa muncul dari mana saja. "Baik itu ancaman sifatnya ideologis. Politisasi agama yang berwujud polarisasi, kepentingan asing yang mengurangi demokrasi itu sendiri," kata dia.

"Kesepahaman yang ingin dicapai kedua partai, ingin menghadirkan proses, gunakan cara yang baik, menghadapi tahun pemilu," terangnya.

ADVERTISEMENT

Cak Imin misalnya bilang, lanjut Luluk, tidak berharap calon tunggal Pilpres. Kalau hanya dua dikhawatirkan akan menimbulkan potensi polarisasi atau keterbelahan di masyarakat yang sangat tajam.

"Dan energi kita akan habis di tahun-tahun berikutnya. Skema tiga calon capres dan cawapres, itu dimungkinkan, apapun skenarionya, siapa dengan siapa, partai mana berkoalisi dengan mana," urainya.

Pertemuan tersebut kata Luluk, merupakan upaya Cak Imin, yang harus dihargai dan diapresiasi. "Jangan ujug-ujug punya presiden. Jangan sampai partai yang dibangun capek-capek, kemudian ditikung oleh pihak yang tidak ada kaitannya dengan partai politik. Fungsi parpol itu jelas bicara kekuasaan, menyiapkan, mengganti," bebernya.




(apl/aku)


Hide Ads