Puluhan orang mengikuti workshop kesenian dalang jemblung di Omah Wayang Kemukusan, Purbalingga. Dalang jemblung merupakan salah satu kesenian khas Banyumas yang sudah langka dan nyaris punah.
Workshop dalang jemblung itu digelar oleh Komunitas Teater dan Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga. Pelatihan itu berlangsung selama Sabtu dan Minggu, 21-22 Mei 2022.
Ketua Katasapa Purbalingga, Ryan Rachman mengatakan kesenian ini memang sudah nyaris punah lantaran minimnya regenerasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berupaya ingin mempertahankan eksistensi kesenian tradisional khas daerah kami, sehingga pada masa yang akan datang tidak hilang atau punah," kata Ryan, Senin (23/5/2022).
Menurutnya berbeda dengan kesenian tradisional lainnya seperti lengger atau ebeg yang setiap saat selalu muncul generasi barunya, dalang jemblung mulai banyak ditinggalkan masyarakat Purbalingga.
Hingga saat ini, lanjutnya, hanya tinggal ada satu kelompok dalang jemblung yang masih eksis di Purbalingga.
"Kebetulan ada program Fasilitasi Pelestarian Nilai Budaya, kami mengajukan program ke BPNB DIY. Dari 122 proposal yang masuk, hanya terpilih 30. Di wilayah Banyumas Besar, Katasapa menjadi satu-satunya yang mendapatkannya," tuturnya.
Sementara Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Wasis Andri Wibowo mengapresiasi kegiatan tersebut. Sebab untuk meregenerasi dalang jemblung tidak mudah.
"Ini luar biasa. Untuk bermain dalang jemblung butuh keahlian. Bagaimana bisa menjadi dalang tanpa harus memegang wayang," kata Wasis.
Workshop berlangsung dua hari diikuti oleh 20 peserta. Bahkan ada satu peserta yang masih di bawah umur. Peserta mendapat materi dari pegiat dalang jemblung Ki Kusno. Setelah itu mereka menampilkan pentas dalang jemblung sederhana selama 15 menit.
(ahr/ahr)