Suara Anak Muda Batang soal Bahasa Sinjab: Wah, Baru Dengar...

Suara Anak Muda Batang soal Bahasa Sinjab: Wah, Baru Dengar...

Robby Bernardi - detikJateng
Sabtu, 05 Mar 2022 13:03 WIB
Kabupaten Batang, Rabu (2/3/2022).
Kabupaten Batang. (Foto: Robby Bernardi/detikJateng)
Batang -

Bahasa Sinjab, bahasa sandi para pejuang di Batang saat masa perang melawan penjajah sempat populer sebagai prokem hingga era 1990-an silam. Namun seiring perkembangan waktu, bahasa Sinjab justru kian pudar dan punah. Apa kata anak muda Batang masa kini soal bahasa Sinjab?

detikJateng merangkum wawancara kepada beberapa anak muda Batang terkait bahasa Sinjab. Hasilnya, sebagian besar anak muda tidak mengetahuinya.

Meski begitu ternyata ada juga yang tanpa disadari mereka sudah menggunakan beberapa kosakata dalam kesehariannya tanpa mengetahui kata-kata itu merupakan bahasa Sinjab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya salah seorang siswa SMK, Rina Agustina (17). Remaja dari Proyonanggan Batang ini mengaku tak tahu soal bahasa Sinjab. Tapi ternyata beberapa kosakatanya sering dia pakai dalam percakapan sehari-hari.

"Saya tidak tahu soal bahasa Sinjab, malah baru mendengarnya. Baru tahu ini. Tapi sejak kecil saya pernah dengar kata yang unik, seperti 'tepar', 'anjob'. Apakah itu bahasa Sinjab?" kata Rina, saat dihubungi detikJateng, Rabu (2/3/2022).

ADVERTISEMENT

"Ada beberapa teman saat ditanya kenapa tidak ikut jalan atau tidak masuk sekolah, dia jawabnya 'saya lagi tepar'. Tepar yang dimaksud di sini lagi sakit, lagi lemas kurang enak badan. Dan itu, kita tidak tahu kalau kata itu sebagai bahasa Sinjab tadi, Mas," kata Rina.

Rina mengaku baru tahu jika kata 'tepar' dalam bahasa Sinjab artinya pingsan. Selain itu, kata yang kerap diucapkan dalam lingkar pertemanannya yakni kata 'Anjob'.

Dia mengaku tidak mengetahui kata 'Anjob' termasuk bahasa Sinjab. Tak hanya itu, dalam pemahamannya, kata 'Anjob' bukan berarti suami atau istri, melainkan pacar.

"Kalau lainnya saya nggak tahu banyak. Tapi saya malah menjadi penasaran soal bahasa tadi. Ternyata kita punya bahasa yang unik ya, saya baru tahu," tuturnya.

Hal senada, dikatakan Edi Rahendra (19), warga Kecamatan Batang. Dia mengaku tak pernah tahu soal keberadaan bahasa Sinjab.

"Wah saya baru mendengar ada bahasa Sinjab. Pas kemarin sekolah, bahasa gaul justru bahasa Betawi. Elu, gue..." katanya.

"Saya akui, saya tidak (tahu). Cuman ya ingin tahu juga. Tapi bingung mau belajar di mana?" tuturnya.

Seorang pemuda Batang, Arga Ulfa Pradana (23), juga mengaku pernah mendengar soal bahasa Sinjab. Namun dia tak tahu kosakatanya.

"Dulu, saya pernah dengar soal itu. Tapi kalau disuruh ngomong bahasa Sinjab, ya jelas tidak tahu. Saya warga asli Batang, malah nggak tahu," kata Arga sambil tertawa.

Seorang pemerhati bahasa, Arif Rahman Hakim, menambahkan bahasa Sinjab memang tidak lagi populer. Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Wonotunggal Batang ini pernah berusaha kembali menyusun kosakata bahasa Sinjab dalam bentuk kamus.

"Anak remaja saat ini memang tidak mengenal bahasa Sinjab. Padahal, zaman saya SMP dan SMA, bahasa Sinjab, masih populer di kalangan kami. Ini Akan menjadi PR kita. Saya masih menyusun kamus, tapi belum selesai juga," kata Arif.

"Saya pengajar SMA. Kalau saya lihat selama ini, mereka (anak-anak sekolah) sudah tidak mengetahuinya kosakata bahasa Sinjab," ungkapnya.

Diwawancara terpisah, pemerhati sosial dan budaya Kabupaten Batang, Fatchurrozak Fazani, memaklumi jika anak-anak muda kurang tahu soal bahasa Sinjab.

"Ya karena memang tidak ada pelajarannya di pendidikan formal. Kini hanya menyisakan sedikit warga yang bisa berbahasa Sinjab. Sangat disayangkan," kata Yani, sapaan akrab Fatchurrozak Fazani.

Padahal menurutnya bahasa Sinjab patut dilestarikan mengingat bahasa tersebut dibuat oleh nenek moyang Batang sebagai bentuk bahasa sandi saat masa perang kemerdekaan dulu.

"Padahal bahasa itu (Sinjab), merupakan bagian dari nilai-nilai sejarah warisan dari orangtua Batang dulu. Kita bisa mengingat perjuangan orangtua dulu dalam perjuangan kemerdekaan dengan menggunakan bahasa sandi itu, agar segala informasi tidak bocor ke tangan penjajah atau mata-mata," ungkapnya.

Ia sendiri kini tengah berupaya menghidupkan kembali Bahasa Sinjab dengan membiasakan kembali penggunaannya di lingkungan.

"Eman-eman jika hilang begitu saja. Pertama jelas, kita akan menggunakannya pada orang-orang yang masih paham dulu," ungkapnya.

Bupati Batang, Wihaji, saat ditanya tentang bahasa Sinjab mengatakan dia akan mendukung untuk mengangkat kembali bahasa Sinjab yang termasuk budaya warisan nenek moyang.

"Prinsip kita, akan menghormati bahasa daerah sebagai media komunikasi dan lebih penting lagi, nguri-nguri kekayaan bahasa Kita," katanya.




(sip/mbr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads