Harga Daging Ayam di Pasar Wage Purwokerto Tembus Rp 42 Ribu

Anang Firmansyah - detikJateng
Sabtu, 20 Des 2025 09:36 WIB
Pedagang daging ayam di Pasar Wage Purwokerto, Banyumas, Sabtu (20/12/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Harga daging ayam ras di Pasar Wage Purwokerto, Banyumas, naik dalam sebulan terakhir. Di tingkat pedagang, harga per kilonya sudah menyentuh Rp 42 ribu per kilogram.

Meski demikian,ada sebagian pedagang memilih menekan harga agar tetap laris. Khoriah (50), salah seorang pedagang ayam di Pasar Wage, mengaku masih menjual daging ayam Rp 40 ribu per kilogram.

"Harusnya sekarang sudah Rp 42 ribu. Tapi saya masih jual Rp 40 ribu, karena kasihan pedagang yang jual matengan (matang). Risikonya saya untungnya tipis banget," kata Khoriah saat ditemui di Pasar Wage, Purwokerto, Sabtu (20/12/2025) pagi.

Khoriah menyebut harga normal daging ayam sebelumnya berkisar Rp 35 ribu per kilogram. Dia memperkirakan kenaikan harga ini bakal bertahan lama seiring meningkatnya permintaan menjelang Natal, Tahun Baru, hingga Ramadan.

"Harga normalnya itu Rp 35 ribu per kilogram. Ini kayaknya sih bertahan lama, karena mau Natalan, terus mau tahun baru, habis itu puasa," ujar dia.

Menurut Khoriah, harga daging ayam sudah merangkak naik secara bertahap sejak sebulan lalu. Ia juga menyinggung soal penyerapan stok oleh pemasok besar.

"Sudah ada sebulanan lebih ini, tapi naiknya bertahap. Ini gara-gara MBG. Barang ada, tapi pada diambil supplier," ucap dia.

Adapun pedagang lainnya, Samiun (50), menjual daging ayam dengan harga Rp 42 ribu per kilogram. Menurutnya, kenaikan harga ini berdampak langsung pada penurunan jumlah pembeli rumahan.

"Biasanya itu Rp 30 ribu atau Rp 32 ribu masih bisa naik. Efeknya sekarang jadi sepi, karena ibu rumah tangga pada nggak beli ayam. Kalau saya jualnya sekarang sudah Rp 42 ribu," kata Samiun.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto, Christoveny, kenaikan harga daging ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dia bilang ada kombinasi antara kenaikan harga pakan dengan peningkatan permintaan di akhir tahun.

"Kalau daging ayam, kami melihat di samping harga pakannya sedikit meningkat, dan karena posisi akhir tahun juga jadi permintaannya sedikit tinggi. Kalau dibilang dipengaruhi MBG 100 persen tidak juga ya, karena program ini kan sudah berjalan cukup lama," kata Christoveny.

Ia menambahkan, fenomena kenaikan harga pangan juga terjadi pada komoditas lain seperti susu, yang dipengaruhi oleh keterbatasan produksi nasional.

"Kalau kemarin yang saya lihat malah harga susu, karena keterbatasan produksi susu secara nasional. Memang agak susah dicarinya. Lalu bagaimana kita mengembangkan susu lokal, bisa susu kambing atau susu lainnya, tanpa tergantung pada industri," pungkasnya.



Simak Video "Video: Celios Sebut Kenaikan Harga Daging Ayam Imbas Diborong untuk MBG"

(dil/dil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork