Harga Daging Ayam di Semarang Tembus Rp 40 Ribu per Kilo

Harga Daging Ayam di Semarang Tembus Rp 40 Ribu per Kilo

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 21 Sep 2025 12:25 WIB
Penjual daging ayam di Pasar Bulu, Kecamatn Semarang Selatan, Kota Semarang, Minggu (21/9/2025).
Penjual daging ayam di Pasar Bulu, Kecamatn Semarang Selatan, Kota Semarang, Minggu (21/9/2025). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Semarang -

Harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional Kota Semarang, Jawa Tengah, merangkak naik dalam sebulan terakhir. Kini, harga daging ayam tembus hingga Rp 40 ribu per kilogram (kg).

Pantauan detikJateng di Pasar Bulu, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, terdapat beberapa lapak penjual daging ayam. Salah satunya milik Sri (62). Ia mengaku harga ayam di tempatnya sudah naik sepuluh hari terakhir.

"Daging ayam satu kg sekarang harganya Rp 40 ribu. Sudah mahal, sepuluh harian ini nggak turun," kata Sri kepada detikJateng, Minggu (21/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut, harga daging ayam di tempatnya biasanya hanya Rp 28-30 ribu per kg. Kenaikan Rp 40 ribu per kg itu disebut meningkat sangat signifikan.

"Orang belinya juga jadi sedikit, susah sekarang cari uang. Semuanya pada naik," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya di Pasar Bulu, hal serupa terjadi di Pasar Peterongan, Kecamatan Semarang Selatan. Rion (23), pedagang ayam di sana, mengaku harga juga ikut terkerek, meski harganya sudah sempat turun.

"Sekarang Rp 35 ribu per kilo, padahal biasanya Rp 28-30 ribu. Minggu lalu malah sempat tembus Rp 40 ribu," tuturnya.

Rion juga menyebut, sejak harga daging ayam naik, dagangan di lapaknya juga semakin sepi. Daya beli pelanggan disebut kian menurun.

"Nggak ada harapan apa-apa, yang penting jualan bisa lancar saja," katanya.

Sementara di lapak Wiji (48) di Pasar Peterongan, harga daging ayam broiler di sekarang mencapai Rp 36 ribu per kg. Sebelumnya, harga per kg daging ayam hanya Rp 30 ribu.

"Normalnya Rp 30 ribu, ini naik bertahap sampai sekarang Rp 36 ribu. Kalau di eceran bisa sampai Rp 40 ribu," jelasnya.

"Iya pembeli jadi menurun. Biasanya beli sekilo, sekarang cuma setengah kilo," lanjut Wiji.

Kemudian, kenaikan harga daging ayam juga terjadi di Pasar Gayamsari, Kecamatan Gayamsari. Harga daging ayam yang sijual saah satu pedagang, Yuni (45), juga sempat tembus hingga Rp 40 ribu.

"Sudah hampir sebulan naik. Biasanya Rp 28-30 ribu, sekarang Rp 38 ribu per kilo. Ada juga yang jual Rp 40 ribu," kata Yuni.

Ia menyebut, harga dari peternak tempatnya membeli ayam pun sudah mahal sehingga mau tak mau ia pun menaikkan harga. Hal itu lantas berdampak pada daya beli konsumen.

"Yang beli jadi berkurang. Mereka maunya harga normal, tapi dari sananya sudah mahal," lanjutnya.

Hal itu dibenarkan salah satu pembeli daging ayam di Pasar Bulu, Hani (28). Bahkan ia mengaku sudah beberapa kali dirinya tak lagi membeli daging sebanyak setengah kg.

"Biasanya beli setengah kg paling Rp 15 ribu atau mentok Rp 18 ribu lah, sekarang Rp 13 ribu cuma dapat seperempat kg. Ya sudah, belinya segitu," ungkapnya.

Menurutnya, kenaikan harga daging ayam di pasar tradisional membuat harganya tak jauh berbeda dengan pasar modern dan supermarket, sehingga kadang ia juga memilih membeli daging ayam di supermarket.

"Padahal di supermarket juga beli sekilo Rp 45 ribu kalau nggak salah. Padahal di sana kan kesannya lebih higienis , lebih fresh, jadi ya mending beli di sana," ujarnya.

"Mungkin itu juga yang bikin pembeli di pasar semakin sedikit. Harganya sekarang semuanya mahal, pinter-pinter cari pasar yang murah saja," lanjutnya.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads