Harga Ayam di Batam Melonjak Jelang Nataru, Tembus Rp 49 Ribu/Kg

Kepulauan Riau

Harga Ayam di Batam Melonjak Jelang Nataru, Tembus Rp 49 Ribu/Kg

Alamudin Hamapu - detikSumut
Sabtu, 13 Des 2025 16:00 WIB
Harga Ayam di Batam Melonjak Jelang Nataru, Tembus Rp 49 Ribu/Kg
Foto: Getty Images/Thai Liang Lim
Batam -

Harga ayam potong segar di sejumlah pasar tradisional di Batam terus merangkak naik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dalam sepuluh hari terakhir, harga ayam naik cukup signifikan mulai dari Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 49 ribu per kilogram.

Pedagang ayam di Pasar Botania 1 Batam, Putra, mengatakan harga mulai naik sejak awal Desember. Sampai hari ini kenaikan harga terus terjadi.

"Sekitar sepuluh hari lalu masih Rp 40 sampai Rp 42 ribu per kilo. Lima hari kemudian naik Rp 44 ribu, dan dua hari terakhir sudah tembus Rp 47 ribu per kilo. Di beberapa tempat ada yang sampai Rp 49 Ribu," kata Putra, Sabtu (13/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Putra, kenaikan harga ayam berpotensi berlanjut. Ia menyebut terganggunya pasokan bibit ayam menjadi salah satu faktor utama. Selama ini, bibit ayam didatangkan dari luar Batam, terutama dari Medan dan sejumlah daerah di Sumatera.

ADVERTISEMENT

"Bibit sekarang mahal dan pasokannya tidak lancar. Kita datangkan dari luar Batam," katanya.

Selain bibit, harga pakan ayam yang terus meningkat juga turut mendorong naiknya harga ayam di tingkat pedagang. Kenaikan biaya produksi peternak berdampak langsung pada harga jual ayam potong di pasar.

Putra juga menduga bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra dalam dua pekan terakhir ikut mengganggu distribusi pakan dan bibit ayam.

"Distribusi terganggu, ongkos angkut naik, akhirnya harga ikut terdorong," jelasnya.

Permintaan ayam yang meningkat menjelang Nataru semakin memperparah kondisi. Konsumsi daging ayam biasanya melonjak pada momen hari besar keagamaan, sementara pasokan belum mampu mengimbangi lonjakan permintaan.

Harga Cabai Ikut Naik

Tak hanya ayam segar, harga ayam beku juga ikut naik. Saat ini, ayam beku dijual sekitar Rp 40 ribu per kilogram, naik dari dua pekan lalu yang masih Rp 35 ribu per kilogram. Ayam beku tersebut didatangkan dari Pulau Jawa.

"Kalau ayam segar mahal, konsumen banyak beralih ke ayam beku. Permintaannya naik, harganya ikut terdorong," kata Putra.

Sementara itu, harga ayam kampung masih bertahan di level tinggi. Ayam kampung peliharaan kandang dijual Rp 65 ribu per kilogram, sedangkan ayam kampung liar dibanderol Rp 85 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram, tergantung ukuran.

Kenaikan harga juga terjadi pada sejumlah bahan pangan lainnya. Pedagang sayur di pasar yang sama, Ayong, menyebut harga cabai merah segar kini mencapai Rp 95 ribu per kilogram atau Rp 10 ribu per ons.

"Cabai sekarang mahal, pasokannya tidak lancar," kata Pedagang sayur, Ayong.

Selain cabai, sayuran hijau seperti bayam dan kangkung juga mengalami kenaikan harga menjadi Rp 18 ribu per kilogram. Ayong menyebut curah hujan yang tinggi di Batam mempengaruhi hasil panen petani lokal, sehingga pasokan ke pasar tersendat.

"Sekarang hampir semua naik. Pasokan kadang seret, ditambah hujan tinggi, sayuran lokal juga terganggu," katanya.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Wahyu Daryatin, membenarkan kenaikan harga ayam menjelang akhir tahun merupakan pola yang hampir selalu terjadi setiap tahun.

Menurutnya ada beberapa faktor utama yang memicu kenaikan harga, mulai dari meningkatnya permintaan, kondisi cuaca, hingga terganggunya rantai pasok dari daerah pemasok.

"Pertama memang permintaan tinggi karena akhir tahun. Kedua faktor cuaca yang otomatis mempengaruhi pengiriman. Ketiga, sebagian besar pasokan ayam Batam berasal dari luar daerah, terutama dari Jawa, Medan dan Jakarta," kata Wahyu.

Penyebab Harga Ayam di Batam Naik

Wahyu mengatakan hasil pengecekan di distributor harga ayam sudah berada di kisaran Rp 43 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram, tergantung kelas dan kualitas ayam.

"Di distributor sudah di Rp 43 sampai Rp 45 ribu per kilo, tergantung kelasnya. Ada ayam reguler, ada juga kelas premium. Jadi wajar kalau di pasar dijual Rp 47 sampai Rp 49 ribu per kilo, karena sudah termasuk biaya distribusi," ujarnya.

Wahyu menyebut, kondisi tersebut diperparah dengan cuaca buruk dan bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatra, termasuk di jalur pasokan dari Medan. Gangguan ini membuat pasokan ayam dari daerah tersebut tidak optimal.

"Secara otomatis terdampak. Cuaca, bencana, lalu permintaan tinggi. Rantai pasok terganggu, stok berkurang. Daerah pemasok juga lebih memprioritaskan kebutuhan wilayah mereka sendiri," jelasnya.

Sementara untuk pasokan dari Jakarta dan Jawa, Wahyu menyebut tidak terdampak langsung bencana alam, namun faktor cuaca tetap memengaruhi distribusi.

"Kalau dari Jakarta, memang tidak terdampak bencana, tapi cuaca juga memengaruhi pengiriman," katanya.

Untuk menekan lonjakan harga, Disperindag Batam terus berupaya mencari alternatif pasokan yang lebih dekat. Salah satunya dengan mengoptimalkan pasokan ayam dari wilayah Bintan.

"Kita upayakan suplai dari daerah terdekat, seperti Bintan. Memang jumlahnya belum banyak, tapi terus kita dorong agar bisa membantu memenuhi kebutuhan Batam," ungkap Wahyu.

Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan daerah pemasok lain seperti Medan untuk menambah suplai ke Batam jika memungkinkan.

"Setiap akhir tahun memang seperti ini polanya. Kita terus berupaya menjaga ketersediaan barang agar kenaikan harga tidak terlalu tinggi. Untuk kebutuhan ayam sendiri Batam setiap harinya mencapai 70 ton per hari," ujarnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Kakorlantas: Prediksi Puncak Mudik Nataru 20 dan 24 Desember"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads