Ekonom UI Minta Pemerintah Dukung Susu Lokal: Jangan Jadi Mainan Oligarki

Ekonom UI Minta Pemerintah Dukung Susu Lokal: Jangan Jadi Mainan Oligarki

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 13 Nov 2024 20:52 WIB
Ekonom UI Renald Kasali saat ditemui di Kampus Unnes Semarang, Rabu (13/11/2024).
Ekonom UI Renald Kasali saat ditemui di Kampus Unnes Semarang, Rabu (13/11/2024). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Meningkatkan kualitas susu lokal dinilai bisa mengatasi problem yang dialami oleh para peternak susu sapi di tengah upaya impor susu maupun sapi dari luar negeri. Pemerintah diminta memprioritaskan peternak lokal termasuk meningkatkan standarisasi para peternak sapi perah.

Hal itu diungkapkan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Prof Rhenald Kasali saat ditemui di kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes). Ditanya soal polemik susu hasil panen peternak lokal, dia menegaskan perlu ada pembenahan pada standar peternak sapi.

"Pesan saya, benahi peternakan sapi di Indonesia. Jangan sampai kita tidak membeli dari peternak sapi kita. Jangan sampai ini jadi mainannya oligarki," kata Rhenald di UNNES, Rabu (13/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut bentuk dukungan pemerintah adalah memperbaiki kualitas susu dari para peternak lokal. Hal ini agar produk dari peternak bisa diserap oleh industri.

"Saya mendengar informasi di peternakan ini banyak yang belum dibenahi karena kadang-kadang masyarakat itu tadi, mata rantainya itu masih dicampur susunya, artinya standarisasi perlu ditingkatkan. Nah, dicampur air kelapa, dicampur santan, itu peristiwa dari 30 tahun yang lalu masa sampai sekarang belum selesai, itu harus diatasi dulu," jelas Rhenald.

ADVERTISEMENT

Pemerintah juga harus memperhatikan dan memperbaiki petani lokal. Dia menegaskan jangan sampai pengusaha memilih peternak modern dari luar negeri, tapi peternak susu dari rakyat sendiri justru menjadi mati.

"Nah kalau itu bisa diatasi, maka baru kita bisa bicara impor susu sapi. Jangan sampai karena tidak percaya sama rakyat, memilih peternakan modern, rakyatnya mati. Jangan sampai itu, harus tetap menghidupi ekonomi kerakyatan," tegas pakar ekonomi dan bisnis itu.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah peternak, peloper, dan pengepul susu sapi di Boyolali menggelar aksi membuang susu. Total ada 50 ribu liter susu yang dibuang karena tak terserap industri.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mempertemukan perwakilan pengepul dan peternak susu sapi. Dia menyebut ada kesepakatan damai.

"Kami sudah pertemukan antara Industri dan peternak, pengepul tiga-tiganya sudah sepakat damai dan seterusnya," kata Amran di Kementan, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2024), dikutip dari detikFinance.

"Ini tadi katanya susunya standar kualitasnya belum memenuhi syarat sehingga pabrik tidak mau menerima. Nah, kemudian ke depan kolaborasi, saling membina agar standarnya sesuai keinginannya, tetapi yang terpenting standar apapun diterima ke depan, kecuali rusak atau ada campuran yang lain-lain tapi semua kualitas diterima," imbuhnya.

Dia juga menjelaskan soal permasalahan kualitas menyebabkan pemerintah mengimpor susu dari sejumlah negara. Amran meminta tidak ada lagi pembatasan kuota untuk peternak agar impor susu bisa ditekan.

"Poin penting yang kedua adalah peternak tidak dibatasi kuota agar impor ini kita bisa kurangi. Berapa saja yang bisa diproduksi kita bina sampai produksinya meningkat. Kemarin kan ada dibatasi dan seterusnya kami sudah minta tidak dibatasi produksi, tidak dibatasi kuota ke pabrik, sehingga meningkatkan pendapatan petani kesejahteraan petani kita," ucap Amran.




(ahr/afn)


Hide Ads