Sejumlah pabrik di Jawa Tengah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada ribuan buruhnya. Alasannya pabrik-pabrik di sejumlah daerah di Jateng itu tutup.
"2024 terjadi PHK sebanyak 7.437 (orang), perusahaannya antara lain PT Semar Mas di Boyolali (garmen), PT Cermai Makmur Boyolali (kertas), PT Maju Sakti Wonogiri, PT Cahaya Timur Farmindo ini Pemalang (garmen), Bank Purworejo itu Perumda Kabupaten Purworejo," jelas Kepala Disnakertrans Jateng, Ahmad Aziz kepada wartawan di kantornya, Jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (19/6/2024).
Aziz menerangkan jumlah PHK hingga pertengahan tahun ini hampir sama dengan jumlah PHK pada 2023 lalu. Kala itu ada 8.588 pekerja yang terkena PHK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PHK tahun 2023 sebanyak 8.588, untuk beberapa perusahaan bisa saya sebutkan ada PT Tanjung Kreasi di Temanggung (kayu), PT Bamas Satria Perkasa di Purwokerto (retail), PT Delta Marlim di Sukoharjo (tekstil), terus PT Asia Pasific produsen Polyester di Kendal, PT Erela Kota Semarang produksi obat, dan sterusnya termasuk ada PT Apac Inti Corpora yang ada di Bawen (tekstil) yang melakukan PHK 1.000 karyawan di tahun 2023," urainya.
Lebih dari Seribu Buruh Terancam PHK
Selain itu, Aziz mengungkap ada 1.400 pekerja terancam PHK karena kondisi perusahaan yang tengah bermasalah. Misalnya adalah satu grup perusahaan di Karanganyar yakni PT Kusuma Hadi Santoso, PT Pamor, dan PT Kusuma Putra Santosa.
"Ini kemarin ada 642 karyawan sudah 3 bulan tidak melakukan operasional dan saat ini masih proses bipartid," ujarnya.
Kemudian, ada juga PT Dupantex di Pekalongan yang telah tutup permanen. Namun, status karyawan masih belum di-PHK.
"Yang saat ini mengalami masalah ada PT Dupantex itu sudah tutup permanen pada tanggal 6 Juni dengan karyawan 800 orang tetapi statusnyan belum PHK karena saat ini masih proses bipartid," tambahnya.
Tingkat Pengangguran Diklaim Menurun
Meski begitu, Ahmad Aziz menyebut tingkat pengangguran terbuka di Jateng tahun ini cenderung turun dibanding tahun lalu. Tahun ini, tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,39 persen di banding tahun lalu yang mencapai 5,13 persen.
"5,13 persen ekuivalen dengan penganggur sebanyak 1.080.000. 4,39 persen itu sama dengan 980.000 penganggur. Kalau kita bicara tingkat pengangguran terbuka tentunnya penganggur itu dimulai dari usia 15 tahun sementara kalau kita bicara dunia kerja itu masuk 18 tahun," paparnya.
(ams/apl)