Menaker Sebut PHK Terbanyak di Jateng, Pemprov: Itu karena Sritex

Menaker Sebut PHK Terbanyak di Jateng, Pemprov: Itu karena Sritex

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 08 Mei 2025 11:47 WIB
Raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) tutup permanen mulai hari ini, Sabtu 1 Maret 2025. Lebih dari 10 ribu pekerja terkena PHK.
Sritex Tumbang, Lebih dari 10 Ribu Pekerja Kena PHK. Foto: dok. Sritex
Semarang -

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyebut Jawa Tengah (Jateng) sebagai provinsi terbanyak pemutusan hubungan kerja (PHK). Merespons itu, Disnakertrans Jateng menyatakan mayoritas PHK di Jateng dari PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).

Kepala Disnakertrans Jateng, Ahmad Aziz mengatakan dari 12 ribu angka PHK di Jateng, pabrik tekstil raksasa di Sukoharjo yang pailit itu menyumbang angka 10 ribu.

"Totalnya kan 12 ribu, PT Sritex itu sendiri 10 ribuan. Ketika pailit 2024 itu masih ada hubungan kerja, kurator sudah memberikan hak-hak pekerja semua sampai Februari," kata Aziz di Kantor Disnakertrans Jateng, Kamis (8/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang PHK terbanyak di Jateng itu karena PT Sritex, kalau nggak ada PT Sritex kita cuma 2 ribu (jumlah PHK)," sambungnya.

Ia menjelaskan, PHK resmi dilakukan pada Februari 2025. Setelah PHK, para pekerja mendapatkan hak berupa Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

ADVERTISEMENT

"JHT dicairkan sejak pertengahan Maret. Karena jumlahnya banyak, dibentuk satgas yang terdiri dari manajemen Sritex yang lama di bawah kurator dan perwakilan Serikat Pekerja," jelasnya.

JKP diberikan dalam bentuk uang tunai 60 persen dari gaji terakhir selama maksimal enam bulan, pelatihan kerja baik reskilling maupun upskilling, serta akses informasi lowongan kerja.

Aziz menyebut, kurator juga berkomitmen tetap memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) dan pesangon bagi pekerja. Namun, pembayaran baru bisa dilakukan setelah aset-aset PT Sritex sudah terjual.

"Sekarang, ada sebagian pekerja yang sudah tanda tangan kontrak dengan perusahaan baru, ada yang mau istirahat, ada yang pindah ke pekerjaan lain," jelasnya.

Meski sebagian pekerja telah melakukan tanda tangan kontrak dengan perusahaan baru, Aziz belum bisa memastikan perusahaan apa yang akan menyewa aset PT Sritex untuk kembali beroperasi di bidang tekstil.

"Harapannya bulan Mei ini ada kepastian. (Perusahaan di Sukoharjo?) Iya. (Masih di industri tekstil?) Iya. Kami harapannya nanti Sritex ketika dilelang, siapapun pemenangnya bisa merekrut tenaga kerja yang kemarin," ujarnya.

"Karena kalau kita bicara masalah lowongan, kalau tidak bekerja di situ, berdampak di lingkungannya. Mulai dari warung, kos-kosan, parkir, karena selama ini PT Sritex tidak membuat tempat parkir, biar yang menyediakan penduduk," lanjutnya.

Disnakertrans Jateng pun telah menyiapkan 22 ribu lowongan kerja dari 44 perusahaan. Batas usia untuk menerima pekerja baru pun telah disesuaikan agar para pekerja PT Sritex yang terkena PHK bisa tetap diterima.

"Kami minta melonggarkan batas usia, bahkan ada perusahaan yang batas usianya sampai 50 tahun. Mungkin karena sudah ada pengalaman dan pekerjaannya sejenis," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan, PHK di Jawa Tengah adalah sebanyak 10.692, lebih tinggi di atas provinsi DKI Jakarta yang sebesar 4.649 orang. Jakarta berada di urutan kedua. Sementara angka PHK periode Januari sampai 23 April 2025 sendiri tercatat sebesar 24.036.

"Provinsi terbanyak PHK, Jawa Tengah, Jakarta, Riau," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025), dikutip dari detikFinance.




(dil/rih)


Hide Ads