Jelang Libur Lebaran, Perajin Sandal Upanat Borobudur Panen Cuan

Jelang Libur Lebaran, Perajin Sandal Upanat Borobudur Panen Cuan

Eko Susanto - detikJateng
Jumat, 05 Apr 2024 16:01 WIB
Perajin sandal upanat tengah menyelesaikan pesanan untuk menghadapi libur Lebaran.
Perajin sandal upanat tengah menyelesaikan pesanan untuk menghadapi libur Lebaran. Foto: Eko Susanto/detikJateng.
Magelang - Produksi sandal upanat atau sandal khusus untuk naik bangunan Candi Borobudur mengalami peningkatan. Peningkatan produksi ini untuk persiapan menghadapi libur Lebaran.

Salah satu perajin sandal upanat, Basiyo (62) mengatakan, peningkatan pesanan sandal upanat dari Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) karena saat libur Lebaran pengunjung di Candi Borobudur mengalami peningkatan.

"Kemarin per minggu 200 pasang. Nah ini untuk persediaan Lebaran dalam satu minggu menerima dua PO (purchase order) jadi 420 pasang (sandal)," kata Basiyo kepada wartawan, Jumat (5/4/2024).

Kenaikan pesanan, kata Basiyo, sudah terjadi memasuki minggu terakhir menjelang Lebaran.

"Biasanya cuma 200 pasang. Kenaikan minggu terakhir ini," sambung Basiyo.



Untuk memenuhi pesanan dari Bumdesma tersebut, pihaknya dibantu 10 orang pekerja. Mereka ada yang bertugas melakukan pengeleman, pemotongan, dan menjahit.

"Ukuranya (sandal) variasi dari 30-46. Terus untuk anak-anak paling kecil kita buat biasanya ukuran 30-35," ujarnya.

Harga dari perajin sepasang sandal upanat adalah Rp 34 ribu. Sandal ini khusus dipergunakan untuk naik menuju bangunan Candi Borobudur.

Basiyo menambahkan, perajin sandal upanat di kawasan Borobudur sekarang ada ini ada 41 orang. Sedangkan ia termasuk pionir yang pertama, dulunya hanya ada 10 orang perajin.

"Saya ini mulai membuat sandal sejak tahun 1997. Khusus untuk sandal upanat mulai pandemi, awalnya hanya pesanan 200 sampai 300 untuk uji coba naik bangunan candi. Kemudian, sekitar akhir 2022 atau awal 2023 dilakukan produksi massal," ujar Basiyo.

Jika dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, kata Basiyo, sekarang ini mengalami peningkatan. Dulunya seminggu 100-200 pasang sandal, sedangkan sekarang ini seminggu bisa 400 pasang.


"Pesanan meningkat sekarang. Omzet juga meningkat, kalau hari biasa per bulan 800 pasang dapat Rp 24 juta. Kalau sekarang (seminggu) 420 pasang ya Rp 15 juta dari satu perajin," tuturnya.

Untuk proses produksi sendiri, kata Basiyo, dalam sehari bisa menghasilkan 100 sampai 150 pasang.

"Kan sudah ada yang mengerjakan sendiri-sendiri, kalau dimaksimalkan 150, minimal ya 100 (pasang)," ujar dia.

Kemudian untuk bahan baku, kata dia, membeli dari Bumdes dan sudah mencukupi.


(apl/apu)


Hide Ads