Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta merancang mesin pencuci dan peragi kedelai ergonomis yang hemat biaya. Inovasi itu hadir dengan harapan mampu membantu pelaku usaha untuk mempercepat proses produksi tempe.
Selain dijadikan inovasi untuk maju ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2023, mesin cuci dan peragi itu juga dirancang sebagai respons terhadap keluhan dari para pelaku industri tempe.
Saat ini mesin tersebut sudah diuji coba oleh salah satu produsen tempe, yaitu UD Tempe 85.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pas kita observasi itu, (para pelaku usaha) malah nyucinya sambil membungkuk," ucap Adrian Iswanto, salah satu anggota tim pembuat mesin pencuci peragi itu, Jumat (24/11/2023).
Proses pencucian dan peragian kedelai yang memakan waktu sekira 3 jam itu menurutnya kurang efektif dan berdampak buruk pada tingkat ergonomi pekerja.
Usai mengobservasi dan menemukan masalah, tim Adrian berdiskusi dengan pelaku usaha yang menjadi mitra, dan menemukan rancangan yang cocok untuk permasalahan mitra tersebut.
Adrian bersama tim yang beranggotakan tiga mahasiswa itu kemudian menawarkan rancangan mesin kepada pemilik UD Tempe 85. Dilanjutkan dengan melakukan penyediaan barang dan pabrikasi mesin guna meningkatkan efektivitas pencucian dan peragian menggunakan mesin pencuci peragi kedelai.
![]() |
"Sehari itu bisa memproses 300-400 kg kedelai, sebelum adanya mesin. Tapi sesudah ada mesin itu bisa 700 kg, sekali nyuci pakai itu (mesin pencuci peragi kedelai) muat 60 kg," tutur mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin itu.
Mesin pencuci peragi kedelai sendiri menggunakan dinamo dan bisa tetap beroperasi tanpa listrik, menggunakan engkol yang diputar secara vertikal. Adrian pun mengungkapkan pembeda antara mesin pencuci peragi kedelai milik timnya dengan mesin lain yang sudah ada di pasaran.
"Kalau mesin di pasaran cuma bisa mencuci aja, tapi alat kita itu bisa dua-duanya. Buat pencuci dan juga peragi," ungkapnya usai pelepasan kontingen Pimnas yang digelar UNS.
Kini alat yang dibuat itu sudah digunakan oleh para karyawan yang bekerja di UD Tempe 85. Usai melihat adanya peningkatan efektivitas produksi hingga 2 kali lipat.
(ahr/dil)