Sekelompok warga Kota Tegal berhasil mengolah aneka sampah nonorganik menjadi produk bernilai ekomoni. Bahkan, beberapa produk tersebut kini sudah merambah ke pasar internasional.
Di tangan 14 anggota Kelompok Rutela (Runtah Tegal Laka Laka), aneka jenis sampah rumah tangga bisa dimanfaatkan menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual. Mereka mampu mengolah aneka jenis sampah mulai dari kain perca, koran bekas, tas kresek, plastik bungkus kopi-sabun cuci, sampai sampah besi dan paralon menjadi aneka produk.
Tas kresek misalnya, diolah menjadi tas, vas bunga, hingga gantungan kunci. Kemudian plastik bungkus kopi sampai detergen, didaur ulang menjadi tas besar, karpet lantai, dan lainnya. Ada juga miniatur sepeda dari limbah kawat, miniatur kapal pesiar dari limbah koran.
Sejak berdiri tahun 2017 silam, usaha daur ulang sampah ini makin maju. Kegiatan mereka pun ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam karena bisa memanfaatkan limbah non-organik yang dibuang di tempat sampah.
Mufasiroh (52), salah satu pengurus ditemui di markas Rutela, Jalan Cendrawasih RT 5 RW 6 Randugunting, Kota Tegal, mengatakan bahan baku produk yang dibuat 100 persen dari sampah. Kelompok ini menampung sampah-sampah plastik dari bank sampah di Kota Tegal.
"Bahan baku diambil dari bank sampah. Bekas bungkus kopi plastik campur, kita beli Rp 3.000 per kg. Nanti bahan plastik ini kita cuci dan diolah jadi produk. Mulai dari tas, bunga, karpet, dan lainnya," ungkap Mufasiroh, Sabtu (21/10/2023).
Selama menggeluti daur ulang ini, kelompok Rutela ini tidak lepas dari berbagai kendala dan masalah. Keterbatasan alat penunjang produksi dan pemasaran produk adalah yang paling krusial.
"Pertama ada itu produk yang dibuat seadanya. Berbekal kemauan keras, anggota mencari inovasi, dan cara pemasaran. Tapi karena keterampilan juga masih terbatas dan alat yang seadanya, produk kami ya belum begitu sempurna," kenang dia.
Berbagai upaya pun dilakukan agar mendapat bantuan untuk meningkatkan kualitas produk. Hingga akhirnya, kelompok ini dilirik oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah.
Berkat program CSR perusahaan minyak ini, mereka mendapatkan bantuan alat produksi dan pelatihan ketrampilan. Mereka juga diberikan pelajaran dalam memasarkan produk dan cara pengambilan foto produk yang akan dipasarkan sehingga bisa menarik pembeli. Dalam berbagai event pameran, produk dari sampah ini selalu diikutkan hingga makin dikenal luas.
Halaman selanjutnya, produk sampai pasar internasional
(cln/rih)