Kerajinan dari Sampah Nonorganik Warga Tegal Tembus Pasar Internasional

Dari bantuan ini, produk yang dibuat makin meningkat baik mutu dan kualitasnya. Kerajinan dari limbah ini pun banyak diminati konsumen dari luar negeri. Beberapa konsumen dari Eropa dan Asia sudah beberapa kali membeli produk mereka.

"Sekarang sudah ekspor, dari Polandia dan Malaysia. Karena ini produk daur ulang, kami jual juga lebih murah, tapi kualitasnya bagus," ujar Mufasiroh bangga.

Dalam menjual produk, mereka tidak menerapkan harga yang tinggi. Ikat rambut dibanderol Rp 3.000, gantungan kunci antara Rp 3.000 sampai Rp 10.000, miniatur kapal Rp 1 juta sampai Rp 2 juta, tas Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu, vas bunga kisaran Rp 65.000 sampai Rp 250 ribu.

Terpisah, Junior Officer II Communication dan Relations, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Faradita Dwilifia Maizar mengatakan pihaknya memiliki komitmen tinggi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Karena itu, Pertamina tertarik untuk ikut mengembangkan dan meningkatkan kemampuan para perajin dalam mengelola sampah plastik. Harapannya, akan mengurangi volume sampah nonorganik di masyarakat.

"Jadi peran Pertamina Patra Niaga untuk meningkatkan kualitas produk dari Rutela, kita menyiapkan pelatihan dan alat untuk pengelolaan limbah nonorganik ini. Pelatihan itu untuk mengembangkan kemampuan dan mengikutkan dalam workshop dan event-event. Harapannya bisa mengurangi sampah plastik yang dihasilkan dari masyarakat," terang Faradhita.

Seiring makin berkembangnya jumlah produk yang dihasilkan, kelompok ini telah ikut dalam mengurangi sampah plastik. Dalam setiap bulan, sedikitnya 10 kg plastik bungkus kopi-detergen diolah menjadi produk. Kemudian puluhan kilogram tas plastik kresek juga didaur ulang menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual.