Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) meminta BUMN untuk membeli bawang merah hasil panen dari petani. Hal ini menyusul anjloknya harga bawang merah di Brebes hingga di bawah break even point (BEP).
Ini sebagaimana diungkapkan Ketua ABMI Dian Alex Chandra di sela sidak dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) di gudang bawang merah di Brebes, Jawa Tengah. Sidak ini untuk merespons fluktuasi harga bawang merah yang sedang terjun bebas.
"Mungkin pemerintah bisa menunjuk BUMN pangan untuk menyerap pada saat seperti ini untuk dikelola. Dan silakan bisa dikerjasamakan dengan asosiasi," kata Alex, Rabu (20/9/2023).
Seperti diketahui, harga bawang merah kualitas super di tingkat petani menyentuh Rp 12.000 per kilogram. Harga ini di bawah harga BEP atau titik impas Rp 15.000 per kilogram.
Pemerintah, lanjut Alex bisa menggandeng asosiasi, untuk bersama-sama melakukan pemetaan. Dari pemetaan itu, bisa ditindaklanjuti membeli bawang merah di daerah-daerah yang memang sedang surplus.
"Karena mungkin yang tahu pemetaan bawang merah di Indonesia adalah asosiasi bawang merah. Dan kita tahu mana yang surplus dan minus. Dan daerah yang surplus itu bisa dibeli tentunya dengan harga di atas BEP," tandas Alex.
Menurut Alex dengan membeli bawang merah milik petani di atas BEP Rp 15 ribu per kg, maka petani tidak mengalami kerugian.
"Jadi masyarakat petani tidak dirugikan, dan konsumen juga beli tidak mahal. Dan pada saat langka bawang tersebut bisa dikeluarkan atau disalurkan ke daerah-daerah yang sedang minus bawang merah," tandas Alex.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya....
(apl/rih)