Petambak Udang di Brebes Sambat Harga Anjlok Terdampak Isu Radioaktif

Petambak Udang di Brebes Sambat Harga Anjlok Terdampak Isu Radioaktif

Imam Suripto - detikJateng
Jumat, 19 Sep 2025 17:00 WIB
Hasil panen udang vaname di Brebes. Foto diunggah Jumat (19/9/2025).
Hasil panen udang vaname di Brebes. (Foto: Imam Suripto/detikJateng)
Brebes -

Harga jual udang vaname (Panaeous vaname) atau udang panama asal Brebes turun akibat penutupan pasar Amerika Serikat (AS). Ekspor udang asal Indonesia ke AS ditolak usai adanya temuan paparan radio aktif.

Penutupan pintu ekspor udang vaname ke Amerika itu juga dirasakan petambak di Brebes. Selain stok melimpah, harga udang ini pun turun karena dijual di pasar lokal.

Hal ini dikeluhkan petambak udang asal Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari, Zaki Safrudin (52). Dia menyebut sebelum pasar Amerika ditutup, udang hasil panen dijual ke pengepul untuk diekspor ke Amerika dengan harga tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelum ada isu radioaktif, harga bagus karena untuk pasar ekspor ke Amerika. Sekarang gara gara itu tersebut, udang dijual ke pasar lokal sehingga stok pasar banyak dan harga pun turun," ujar Zaki, saat ditemui, Jumat (19/9/2025).

ADVERTISEMENT

Dia memerinci udang atau size 30 semula Rp 85 ribu sekarang Rp 75 ribu per kg. Untuk ukuran lebih kecil harga jualnya turun dari Rp 4 ribu per kg.

"Harga untuk size 30 dari harga Rp 85 ribu turun menjadi Rp 75 ribu per kilo. Size kecil, 70 sampai 100 harga dari Rp 48 menjadi Rp 44 ribu," terang Zaki.

Zaki berharap pemerintah turun tangan, sehingga udang hasil tambak ini bisa diserap pasar Amerika. Dia beralasan tidak semua produk udang terpapar radioaktif.

"Tapi memang Amerika adalah pangsa pasar banyak yang dikirim udang dari Indonesia," terangnya.

Terpisah Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Brebes, Sugeng Setiawan, menyarankan kepada petambak udang untuk bisa menyiasati kondisi saat ini. Salah satunya dengan memanen hasil tambaknya lebih awal sehingga ukurannya bisa untuk dijual di pasar lokal.

"Jadi bisa dilakukan panen lebih awal. Selain hemat waktu, tenaga dan pangan yang dikeluarkan juga lebih sedikit," kata Sugeng.

Pemerintah Tepis Isu soal Paparan Radioaktif

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) memastikan 18 kontainer yang dikembalikan ke Indonesia tidak terpapar radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Hal ini menyusul adanya kasus penolakan produk udang Indonesia di AS karena terdeteksi mengandung cemaran radioaktif Cs-137.

Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Bara Krishna Hasibuan mengatakan mulanya, 18 kontainer ini masih dalam perjalanan menuju Amerika Serikat (AS). Lalu dipulangkan menyusul adanya dugaan udang ekspor Indonesia ke AS terpapar Cs-137.

"Sejak tanggal 2 September 2025, terdapat 18 kontainer produk udang yang dipulangkan ke Indonesia dalam perjalanan ekspor atau return on board ROB ke Amerika Serikat yang dimiliki oleh PT Bahari Makmur Sejati atau PT BMS," kata Bara dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2025) dilansir detikFinance.

Bara menerangkan 18 kontainer produk udang telah tiba di Indonesia dan langsung dilakukan penanganan dan pemeriksaan komprehensif oleh tim gabungan dari Bea Cukai, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Karantina Indonesia (Barantin), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Pada hari ini pemerintah mengumumkan bahwa 18 kontainer RoB telah selesai dilakukan pengujian mutu dan kadar radioaktif Cs-137. Hasil pemeriksaan oleh BRIN menunjukkan bahwa produk udang tidak terdeteksi radioaktif Cs-137," tambah Bara.




(ams/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads