Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki meresmikan SPBU Nelayan (SPBUN) di Pekalongan. Keberadaan SPBUN ini diharapkan bisa memangkas biaya melaut para nelayan yang biasanya membeli BBM solar eceran.
"Nelayan tradisional itu 60 persen biaya produksi mereka adalah untuk membeli bahan bakar. Kalau mereka beli ke pengecer dengan harga yang lebih mahal maka hasilnya akan habis untuk beli bahan bakar sehingga sulit bagi mereka bisa sejahtera," kata Teten saat peresmian di Treteban, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Selasa (29/8/2023).
"Keberadaan SPBUN ini diharapkan menjadi bagian dari Program Solar untuk Koperasi (SOLUSI) Nelayan yang kini sedang dilakukan dalam piloting di lima lokasi dari target 59 lokasi pada tahun 2023," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program SOLUSI Nelayan ini, dikatakan Teten, menjadi salah satu upaya pemerintah dalam membantu menyejahterakan nelayan, dengan cara menyalurkan BBM bersubsidi secara tepat dengan harga normal.
"Selama ini, nelayan mendapatkan BBM dari para tengkulak dengan harga yang lebih mahal sehingga cukup membebani biaya produksi. Dengan membeli BBM bersubsidi melalui SPBUN ini maka biaya produksi nelayan bisa terpangkas," kata Teten.
![]() |
Saat ini, menurut Teten, terdapat lima wilayah dari tujuh piloting SPBUN yang telah beroperasi, yaitu di Aceh dengan pembiayaan mandiri koperasi, Sumatera Utara dengan pembiayaan mandiri koperasi, Indramayu dengan pembiayaan mandiri koperasi, Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui koperasi yang menggunakan skema pembiayaan LPDB, dan di Pekalongan dengan menggunakan skema pembiayaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
"Roadmap kami hingga tahun 2025 nanti terbangun sebanyak 250 SPBUN melalui Program SOLUSI Nelayan," kata Menteri Teten.
Khusus di Pekalongan ini, diharapkan akan menjangkau 143 anggota nelayan dan akan ada potensi penambahan anggota sebanyak 250 nelayan yang akan bergabung dalam Koperasi Produsen Berkah Nelayan Samudra.
Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq berharap agar SPBU yang serupa dapat dibangun lebih masif lagi di wilayahnya karena masih banyak desa-desa yang masih sulit mendapatkan BBM bersubsidi dengan harga yang normal.
"Saya berharap SPBUN diperbanyak karena mayoritas penduduk kami bekerja sebagai nelayan sehingga kami sangat ingin agar kehidupan mereka bisa layak dan sejahtera," ujar Fadia.
Di SPBUN ini, para nelayan dapat membeli solar subsidi dengan harga Rp 6,8 ribu per liter.
(rih/ahr)