Tempe ternyata bisa diolah menjadi bahan untuk membuat brownies hingga cookies. Olahan kue berbahan tempe ini pun ternyata laris dan bisa mendatangkan omzet hingga jutaan rupiah per hari. Seperti apa kisahnya?
Olahan kue berbahan tempe ini merupakan salah satu kreasi dari kelompok wanita tani (KWT) Rahayu Pedukuhan Jurug, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul. Ketua KWT Jurug Sumarni menyebut ide ini berawal dari pelatihan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul.
"Pelatihan dari Disnakertrans itu khususnya terkait hasil pertanian termasuk kedelai," kata Sumarni saat ditemui wartawan di Jurug, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Jumat (23/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebetulan mayoritas warga Jurug merupakan produsen tempe. Setelahnya, Sumarni mengajak para emak-emak sekitar untuk berinovasi mengolah tempe menjadi makanan modern.
"Nah, dapat pelatihan itu tahun 2009 mendirikan kelompok wanita tani. Selanjutnya mengembangkan dari hasil pelatihan itu sampai bisa membuat beragam makanan dengan bahan baku tempe," ucapnya.
Sumarni mengaku KWT saat ini mampu memproduksi tempe hingga membuat olahan dari tempe. Adapun olahan tempe itu seperti keripik tempe, egg roll tempe, brownies tempe, sempol tempe hingga cookies tempe.
Bahan membuat brownies ini memanfaatkan tempe yang tidak laku di pasar. Namun, tempe yang tidak laku dijual itu bukan tempe basi.
"Seperti brownies itu kan bahannya utama tempe. Nah tempe kita dapatkan dari penjual yang tempenya tidak laku, itu tempe yang fresh," ucapnya.
![]() |
Nantinya, tempe tersebut diolah untuk menjadi tepung tempe. Tepung tempe ini lah yang menjadi bahan baku utama pembuatan cookies dan brownies tempe.
"Lalu tempenya kita potong kecil-kecil terus kita jemur sampai betul-betul kering. Setelah kering lalu diblender berulang-ulang dan diayak. Dari situ kita baru buat olahan brownies dan cookies dari tempe," ucapnya.
Pembuatan brownies dan cookies tempe pun terbilang cukup cepat karena hanya memakan waktu 1,5 jam. "Dari awal sampai matang, untuk cookies 1,5 jam begitu pula dengan brownies," ujarnya.
Untuk cookies tempe sendiri Sumarni mematok harga Rp 25 ribu untuk kemasan 250 gram dan Rp 35 ribu untuk kemasan 350 gram. Sedangkan untuk harga brownies Rp 35 ribu per satu kotak.
Selengkapnya pemasaran kue berbahan tempet.
Dari hasil olahan tempe ini, KWT Rahayu mampu menghabiskan setengah kuintal kedelai dan mendulang omzet jutaan rupiah per hari. Tentu saja omzet ini tidak hanya dari penjualan brownies dan cookies.
"Kita itu yang jelas produksi setiap hari tempe, lalu keripik tempe yang satu kilogram harganya Rp 70 ribu. Nah, yang paling laku itu malah tempe mendoan yang besar-besar itu, paling banyak dibeli di Sleman itu," ucapnya.
"Dari jualan semua itu omzet kami Rp 1,5 sampai Rp 2 juta per hari. Tapi kan semuanya kembali lagi untuk kelompok, karena yang produksi saja melibatkan 10 orang," lanjut Sumarni.
Pemasaran makanan berbahan tempe ini dilakukan via online dan offline. Selain itu, Sumarni memanfaatkan tour and travel di Prawirotaman, Kota Jogja.
"Kalau oleh-oleh sampai luar kota dan paling sering kirim ke Kalimantan. Karena kita juga jualan secara online dan offline. Selain itu kita juga menerima pesanan melalui tour and travel di Prawirotaman," ucapnya.
"Setiap hari mereka juga melakukan mini trip menggunakan sepeda kayuh dan di sini selalu dikunjungi. Nah, di sini mereka diperkenalkan bagaimana cara membuat tempe dan bagaimana cara membuat tempe. Karena orang asing itu ternyata suka tempe," imbuh Sumarni.