Emak-emak Bojonegoro Ini Cuan dari Hasil Ternak Ayam Petelor di Rumah

Emak-emak Bojonegoro Ini Cuan dari Hasil Ternak Ayam Petelor di Rumah

Ainur Rofiq - detikJatim
Senin, 21 Apr 2025 07:30 WIB
Marmi, emak-emak Bojonegoro yang cuan dari hasil ternak ayam petelur di rumahnya.
Marmi, emak-emak Bojonegoro yang cuan dari hasil ternak ayam petelur di rumahnya (Foto: Ainur Rofiq/detikJatim)
Bojonegoro -

Marmi (50), seorang ibu rumah tangga sekaligus kepala keluarga di Dusun Besuki, Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen, Bojonegoro bisa hidup layak dan bahagia dari hasil budidaya ayam petelor.

Kandang ayam yang cuan itu berada di sebelah tempat tinggalnya. Kandang itu sangat sederhana, terbuat dari kayu di atas lahan 11 x 20 meter di belakang rumah.

Pada tahun 2017 dulu ia bersama suaminya Nurashuri nekat berternak 200 ekor ayam petelor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, setiap pagi dan jelang sore suami istri ini berjuang di kandang untuk bisa bangkit dan berhasil mengembangkan usaha yang baru ditekuni secara mandiri dengan modal pas-pasan.

"Awalnya tahun 2017 buat kandang ini, dulu suami yang buat dengan seadanya dengan 200 ekor terus nambah sedikit demi sedikit," tutur Marmi kepada detikJatim, Minggu (20/4/2025).

ADVERTISEMENT

Dalam perjalanan berternak ayam petelor, Marmi (50) yang sudah beberapa tahun menjanda mengaku pernah gagal dalam mengelola usaha yang telah dia bangun 7 tahun lalu.

"Kalau ayam mati itu tergantung. Waktu flu burung di tempat lain ada yang mati di sini juga nggak apa-apa. Tapi pas banyak sampai 600 ekor mati semua juga pernah. Terus beli lagi 200 ekor, sing cilik juga 200 ekor sampai saat ini," imbuh Marmi di kandang ayamnya.

Marmi, emak-emak Bojonegoro yang cuan dari hasil ternak ayam petelur di rumahnya.Marmi, emak-emak Bojonegoro yang cuan dari hasil ternak ayam petelur di rumahnya. (Foto: Ainur Rofiq/detikJatim)

Marmi kini sangat enjoy, hari-harinya disibukan memberi makan dan minum ratusan ternak ayam di rumahnya dan memanen telurnya setiap siang.

"Penggaweane ya hanya ini dilakoni dewe. Sehari kan makan 2 kali ayam ini. Jam 7 pagi kasih makan, nanti siang jam 1 ngasih makan terus ngunduh telurnya," tutur Ibu dua anak ini.

Saat ini 600 ekor ayam petelor milik Marmi ini bisa menghasilkan 25 kilogram telur tiap harinya. Telur itu dijual di toko sekitar rumahnya hingga terkadang diambil oleh sales telur.

"Iya, kalau dulu 200 ayam itu bisa dapat 8 sampai 10 kilogram. Sekarang tiap hari panen 25 kilo kurang lebihnya. Ya bisa dapat lah kalau setiap hari 100 ribu bersihnya, tapi kalau harga telur tinggi ya bisa dapat lebih juga uangnya," ucap Marmi.

Untuk pakan, ia mengaku selalu memberi pakan teratur yang dijual pabrikan dicampur dengan jagung. Ayam petelor ini rata-rata mampu bertelur di usia 4 atau 5 bulan dan akan bertelur setiap hari selama 2 tahun.

"Kalau pakan biasanya ada dua merk pabrikan yang aku beli, terkadang ya juga dicampuri jagung. Ya ikut penyuluhan kelompok juga dari dinas meski tak pernah dapat bantuan ayam," pungkas Marmi sambil tersenyum.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads