Perjuangan Halim Difabel Asal Semarang Cari Cuan saat Idul Adha

Perjuangan Halim Difabel Asal Semarang Cari Cuan saat Idul Adha

Afzal Nur Iman - detikJateng
Kamis, 22 Jun 2023 15:38 WIB
Muhammad Halim penyandang disabilitas Semarang di lapak hewan kurbannya, Kamis (22/6/2023).
Muhammad Halim penyandang disabilitas Semarang di lapak hewan kurbannya, Kamis (22/6/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Bukan hal baru bila momen Idul Adha dimanfaatkan oleh penjual hewan kurban musiman. Namun, usaha penyandang disabilitas bernama Muhammad Halim (38) ini perlu diacungi jempol. Begini kisahnya.

Keterbatasan fisik tak membuat Halim pantang menyerah. Bertahun-tahun bekerja serabutan, dia akhirnya memulai berjualan kambing musiman pada 2010 lalu.

Perkenalannya dengan usaha tersebut juga tak bisa dibilang kebetulan. Dia memang sudah akrab membantu belantik untuk berjualan di pasar hewan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga pada 2010, ada jamaah masjid yang menawarkan modal agar dia berjualan sendiri di momen Idul Adha. Saat itu Halim juga merupakan penjaga masjid atau marbot.

"Dari 2010 tahun yang lalu, dulu saya kan jaga masjid, ada yang menawarkan mau dagang kambing, ya saya mau-mau saja," kata Halim saat ditemui di lapaknya, Jalan Puspowarno Tengah, Semarang, Kamis (22/6/2023).

ADVERTISEMENT

Tak tanggung-tanggung, modal awal yang diberikan kepadanya adalah Rp 25 juta. Padahal, saat itu harga kambing berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 1,2 juta.

"Itu pertama itu Rp 25 juta, zaman dulu kambing murah Rp 800 ribuan, Rp 700 ribu, paling besar 1,2 juta. Sekarang mahal," katanya.

Muhammad Halim penyandang disabilitas Semarang di lapak hewan kurbannya, Kamis (22/6/2023).Muhammad Halim penyandang disabilitas Semarang di lapak hewan kurbannya, Kamis (22/6/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

Tahun ini, harga kambing jualannya berkisar Rp 3,2 juta hingga Rp 3,7 juta. Dalam setiap ekor yang dijual dia biasa mengambil untung Rp 200-300 ribu. Harga itu, sudah termasuk biaya perawatan selama masa tunggu dan ongkos kirim.

Di momen Idul Adha ini, dia sudah berjualan sekitar 13 kambing dalam dua hari. Rencananya dia akan berjualan hingga H+1 Lebaran.

"Penjualan terbaik itu 2018 itu 40 atau 45 (ekor kambing)," lanjut dia.

Sayangnya perjalanannya dalam menjual kambing tak selalu mulus. Halim juga pernah merasakan pendapatannya tak sesuai yang diharapkan karena ada satu kambingnya yang mati.

"Pernah bangkrut juga sih, tahun kemarin ada yang mati, dan harga banting-bantingan soalnya masih Corona," imbuhnya.

Selengkapnya di halaman berikut.

Sudah 13 tahun ini Halim berjualan di pinggir jalan dekat dengan Masjid Baitussalam yang dia jaga. Meski sudah repot untuk berjualan kambing, dia tetap meninggalkan lapaknya dan pergi ke masjid di waktu-waktu salat untuk mengumandangkan azan.

"Kalau pagi jam 04.00 WIB bangun, di masjid dulu terus langsung bersih-bersih ini (area lapak), langsung buka terpal itu biar sehat pagi sampai jam 09.00 WIB itu dibuka," ujarnya.

Halim memang memiliki keterbatasan fisik. Tangan dan kakinya hanya sampai pada titik pergelangan. Meski begitu, dia telah lama akrab menggeluti usaha dagang.

Dia tercatat pernah berjualan sandal, celana, tahu bakso, hingga jajanan yang dititipkan ke warung-warung. Di luar momen Idul Adha Halim, juga masih mencari nafkah dengan berjualan.

"Dulu jualan sendal di pasar jaga masjid, menaruh jajanan-jajanan juga," jelasnya.

Saat ini, dirinya memang harus berusaha lebih keras. Halim mengatakan dia sedang memikirkan biaya pengobatan anaknya yang berusia 1,5 tahun.

Anaknya disebut tengah mengalami sakit paru-paru dan memerlukan banyak biaya. Bahkan, berbagai macam barang yang dia jual tanpa memikirkan modal demi pengobatan anaknya.

"Ini saya jual semua buat anak saya sakit paru-paru. Tosa, sandal, sepatu saya jual semua buat anak," kata Halim.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)


Hide Ads