Keren! Biola-Ukulele Asal Perbukitan Menoreh Ini Tembus Pasar Eropa

Keren! Biola-Ukulele Asal Perbukitan Menoreh Ini Tembus Pasar Eropa

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Sabtu, 27 Mei 2023 18:32 WIB
Proses pembuatan alat musik klasik di Samigaluh, Kulon Progo, Sabtu (27/5/2023).
Rio dan teman-temannya menjajal alat musik klasik di Samigaluh, Kulon Progo, Sabtu (27/5/2023). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Kulon Progo -

Pemuda asal Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berhasil membuat pelbagai alat musik klasik berbahan baku kayu. Produknya bahkan telah merambah pasar mancanegara.

Pemuda itu bernama Febrian Gitario (19) asal Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh. Mengandalkan kayu asli Perbukitan Menoreh, dia mampu membuat aneka alat musik klasik mulai dari gitar klasik dan akustik, ukulele, selo, kontrabas atau bas betot, hingga biola.

"Macem-macem sih, yang utama itu biola. Terus ada gitar, selo, bas, ada cakcuk keroncong, ada selo keroncong, ada bas betot juga," ujar Rio sapaan akrabnya saat ditemui di bengkel produksi miliknya di Gerbosari, Sabtu (27/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rio mulai menggeluti usaha pembuatan alat musik klasik sejak lima tahun terakhir. Ilmunya diperoleh langsung dari sang ayah, Joko Kuncoro, yang sudah lama berkecimpung dalam industri kerajinan kayu.

"Saya mulai fokus usaha ini sejak lima tahun lalu. Awalnya dari ayah yang memang sudah punya usaha kayu. Nah saya tertarik Meneruskan usaha tersebut. Akhirnya saya belajar hingga bisa seperti sekarang," ujar pemuda yang juga aktif sebagai seniman keroncong tersebut.

ADVERTISEMENT

Rio menjelaskan pembuatan alat musik klasik tergolong cukup rumit. Perajin dituntut untuk jeli dalam memilih bahan baku karena tidak semua jenis kayu bisa dijadikan alat musik.

Hanya kayu-kayu tertentu seperti mahoni dan sungkai yang bisa diolah menjadi alat musik. Beruntung bagi Rio, karena kayu jenis itu banyak ditemukan di kawasan Perbukitan Menoreh, tempat di mana dia tinggal.

"Kalau dari bahan itu murni dari bukit Menoreh, jadi kayu-kayu khusus dari Samigaluh yang dipilih menurut dengan kebutuhan alat musiknya," ujarnya.

Proses pembuatan alat musik klasik di Samigaluh, Kulon Progo, Sabtu (27/5/2023).Proses pembuatan alat musik klasik di Samigaluh, Kulon Progo, Sabtu (27/5/2023). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Setidaknya ada tiga tahap utama dalam proses pembuatan alat musik klasik di bengkel produksi milik Rio. Pertama yakni pemilihan jenis kayu untuk selanjutnya dipotong menyesuaikan ukuran standar alat musik yang akan dibuat.

Tahap kedua, membuat pola dan kerangka utama alat musik dari potongan kayu tadi. Proses ini memakan waktu yang lama karena mayoritas alat yang digunakan Rio masih manual.

"Untuk satu alat musik kurang lebih bisa memakan waktu sampai dua minggu. Nah khusus itu biola bisa lebih lama, kisaran satu hingga tiga bulan," ujar Rio.

Pada tahap ketiga dilanjutkan proses perangkaian dan penyesuaian harmonisasi nada alat musik. Setelah alat musik itu jadi, Rio akan melakukan uji coba untuk memastikan produknya mampu menghasilkan bunyi-bunyian yang pas. Di sinilah skill bermusik Rio diuji.

Selengkapnya di halaman berikut.

Tahap ini terbilang krusial. Sebab, bagus tidaknya suara yang dihasilkan alat musik itu bakal menentukan harganya.

Jika bagus, harganya bisa di atas Rp 1 juta. Sebaliknya, jika suaranya tidak memenuhi standar, maka harga yang dipatok jauh lebih murah.

"Kalau harga dari biola itu paling murah Rp1-5 juta. Kalau gitar Rp 850 ribu sampai Rp 5 juta. Nah yang cakcuk ini (gitar kecil) mulai dari Rp 400 ribu. Terus yang selo itu bisa Rp 3,5 juta. Kemudian untuk bass elektrik Rp1,5 dan gitar akustik Rp 1 jutaan," terangnya.

Meski dibuat secara manual dan memakan waktu yang cukup lama, alat musik klasik karya Rio ini tetap memiliki pangsa pasar sendiri. Bahkan, telah merambah pasar mancanegara mulai dari Asia hingga Eropa.

"Untuk pemasaran sudah keluar kota, seluruh Indonesia. Beberapa kali juga melayani pasar mancanegara," tutupnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Biola Buatan 1714 Ini Bisa Menjadi Alat Musik Termahal yang Dilelang"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)


Hide Ads