Jambu kristal kini tengah menjadi primadona. Petani di Desa Jerukgulung, Kecamatan Dempet, Demak, bahkan kewalahan memenuhi permintaan tiga kuintal jambu kristal per hari.
"Pemasaran kami alhamdulillah untuk lokal, kami keteteran sampai ada yang tidak kebagian. Setiap hari kami metik terus. Permintaan ini satu hari tembus sampai 3 kuintal, setiap hari kami manen 3 kuintal," ujar Suyadi di kediamannya, Selasa (7/2/2023).
Suyadi mengatakan permintaan 3 kuintal tersebut untuk memenuhi kebutuhan warga lokal. Saat ini pihaknya membatasi permintaan dari luar daerah lantaran tenaganya yang terbatas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk luar kami sementara cancel dulu. Kami tidak menerima. Tenaga kami sudah tidak mampu untuk ngambil lagi sampai 5-6 kuintal. Kami fokuskan 3 kuintal setiap hari," terangnya.
Jambu kristal hasil kebunnya dia jual Rp 15 ribu per kilogram. Dia memiliki grade untuk tiap jambu panenannya.
"Kami menyediakan metik jambu di lahan satu kilogramnya sekitar Rp 15 ribu. kami ada grade A, B, C, dan D," ujarnya.
Suyadi mengatakan memiliki empat hektare tanaman jambu kristal yang bisa dipanen setiap hari. Dia juga memiliki aneka tanaman lain di lahan seluas dua hektare.
"Semua kebun kami (total) 6 hektare, 4 hektare kami tanami jambu kristal ada 4 jenis varian. Ada kelapa kopyor, duren cangking, matoa, alpukat, sekitar ada 35 jenis buah yang kami tanam di desa kami," tuturnya.
Suyadi mengaku mulai menanam jambu kristal sejak 2019 akhir. Dia dulunya adalah petani bawang merah.
"Dulunya lahan bawang merah. Kalau untuk jambu itu lebih jangka panjangnya itu, kita tidak mengolah lahannya setiap harinya menanam lagi, menanam lagi. Jadi kita kepinginnya menanam sekali, berkelanjutan. Cuaca tidak berpengaruh di perkebunan kami," terangnya.
"Kalau bawang merah risikonya pas waktu hujan harus ekstra. Kalau jambu lebih aman," imbuhnya.
Untuk memenuhi permintaan tiga kuintal sehari, Suyadi mengaku dibantu tetangga dan penjual lainnya. Dia berharap usaha yang dirintisnya bisa didukung pemerintah dalam bentuk agrowisata.
"Harapan kami pemerintah atau dinas terkait bisa men-support usaha apa yang kami rintis bersama konsultan kami supaya membantu. Terutama akses jalan," terangnya.
Sementara itu, Bupati Demak Eisti'anah hadir di kebun lokasi dan ikut memetik serta menikmati jambu kristal dari desa tersebut. Ia mengapresiasi dan mendukung adanya inovasi dari warga setempat.
"Di Kecamatan Dempet sendiri ini merupakan daerah penyangga pangan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan Nasional. Tanaman awalnya adalah padi dan dikembangkan, ada yang menanam bawang merah, cabai. Berbagai varian ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat, jadi kalau panennya tidak bareng bareng tidak menjatuhkan harga pada suatu tanaman," terang Eisti.
(ams/apl)