Udara dingin menerpa kulit tatkala Risma Anjani (21) gadis penjual sriping yang viral itu sampai di jalan Bung Karno, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, kemarin petang. Dia datang dengan keranjang pink yang jadi ciri khasnya dengan tas gendong hitam berisi sriping singkong, sriping pisang, pisang madu, basreng, dan usus.
Setiap hari ia berjualan keliling di lokasi itu dari pukul 18.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB sejak November 2022. Sebelum berinisiatif jualan keliling di tempat nongkrong anak muda itu, dia mangkal di depan Lapangan Karangklesem, Purwokerto Selatan, sejak 2019.
"Saya menggantikan ibu berjualan di situ karena waktu itu ibu saya hamil adik saya yang kedua," kata lulusan SMP ini kepada detikJateng, Selasa (28/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari situ ia mulai belajar strategi marketing agar dagangannya laku. Ia mulai mengenali kualitas dan rasa produk jualannya. Maklum saja, sriping itu bukan keluarganya yang memproduksi.
"Dagangannya ambil ke produsen. Tapi ambil banyak sekalian, yang bungkusin ibu di rumah. Jadi hafal rasa dan kualitasnya," ujar gadis asal Pemalang ini.
Sejak kecil dia tinggal bersama neneknya di Pemalang. Orang tuanya berpisah ketika Jani, sapaan akrabnya, berumur 6 tahun. Dari situ kemandiriannya terasah.
Sewaktu SMP dia bersekolah sambil berjualan es dan permen. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau ada sisa baru ditabung.
"Saya jualan di SMP, sempat ditegur guru tapi akhirnya dibolehkan. Ya gimana lagi, kalau saya kepengin sesuatu tidak cukup uang jatah dari orang tua. Jadi harus nyambi kerja," jelasnya.
Lulus SMP pada 2017, dari Pemalang dia nekat merantau ke Jakarta untuk bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga (ART). Keterbatasan ekonomi menjadi alasan Jani harus mengubur mimpinya untuk melanjutkan sekolah. Saat itu ada jasa makelar yang menawarinya.
Karena tidak cocok dengan majikan, dalam 6 bulan dia berganti majikan sampai 5 kali. Akhirnya dia memutuskan ikut ibu kandungnya yang saat ini sudah menikah lagi dengan warga Kecamatan Sokaraja, Banyumas.
"Sejak itu saya jadi belajar berkomunikasi dengan nada cepat biar unik. Dari kecil memang suka ngomong dan ceria, untuk menutupi kesedihan karena orang tua berpisah waktu itu. Sedikit banyak berpengaruh ke mental saya," ujarnya.
Titik balik Jani jadi selebgram di halaman selanjutnya.
Titik Balik
Gaya bicara Jani yang cepat dan kocak dalam menarik pembeli membuat seorang admin akun media sosial tertarik. Admin itu lalu meminta izin untuk membuat konten tentang Jani berdagang.
"Saat itu aku ketemu Mamih (admin akun kota yang kini ia anggap sebagai ibu angkat). Dia merekam cara berjualan saya dan alhamdulillah dari situ viral," ungkapnya.
Akun instagram Jani, @jany_lee07, dalam 3 bulan meraup followers berkali lipat. Dari awalnya hanya 185 followers pada Desember 2022, kini mencapai 117 ribu followers.
Omzetnya pun melesat. Jani kini menjadi selebgram yang banyak dicari warga kota Purwokerto.
"Omzet dulu sebelum viral Rp 50-150 ribu. Sekarang alhamdulillah bisa dapat Rp 100-500 ribu. Bahkan pernah dalam semalam dapat Rp 800 ribu," ujarnya.
Setiap hari dia membawa kurang lebih 200 bungkus. Tiap satu kemasannya 1 ons. Saat cuaca cerah alias tak hujan, dia bisa menjual sekitar 170 bungkus.
Harga tiap bungkus Rp 5.000, bonus 1 bungkus jika membeli Rp 20 ribu. Banyak pembeli yang penasaran dengan dagangannya. Tak sedikit pula pembelinya meminta berfoto bersama.
"Sekarang banyak orang dari luar kota yang cari aku. Ada dari Bandung, Magelang, Jatilawang, datang cuma ingin foto. Tapi syaratnya membeli, karena saya kan niatnya berjualan, bukan cuma menghibur pengunjung," ungkapnya.
Kini selain berjualan, Jani juga sibuk dengan berbagai macam endorse. Berbagai macam produk mulai masuk untuk diiklankan di akun Instagramnya.
"Mulai terima endorse dari Januari. Pertama ada produk durian. Tarif endorse Rp 100 ribu sampai Rp 1 juta. Pemasukan dari endorse dalam sebulan sudah sekitar 2 juta. Lumayan jadi penghasilan tambahan. Jualan pun tambah lancar," tuturnya.
Keinginannya melanjutkan pendidikan yang dulu sempat tertunda kini kembali terbesit. Penghasilannya dinilai sudah cukup untuk membiayai sekolah SMA. Dia juga bercita-cita punya rumah dan toko sendiri.
"Sekarang saya masih ngontrak, terus kepengin juga punya toko sendiri buat mengembangkan bisnis," pungkasnya.