Curhat Erma Buruh 'Pabrik Elit' Bangun Serikat: SK Dipersulit-Kontrak Disetop

Curhat Erma Buruh 'Pabrik Elit' Bangun Serikat: SK Dipersulit-Kontrak Disetop

Afzal Nur Iman - detikJateng
Selasa, 07 Feb 2023 14:16 WIB
Demo buruh pabrik elit bayar lembur syulit di Disnakertrans Grobogan. Orator aksi, Erma Oktaviani menyuarakan harapan buruh. Foto diambil Senin (6/2/2023).
Demo buruh 'pabrik elit bayar lembur syulit' di Disnakertrans Grobogan. Orator aksi, Erma Oktaviani menyuarakan harapan buruh. Foto diambil Senin (6/2/2023). (Foto: Manik Priyo Prabowo/detikJateng)
Semarang -

Buruh PT Sai Apparel Industries Grobogan Erma Oktavia menuai sorotan atas keberaniannya memperjuangkan upah lembur yang tak dibayar di perusahaannya. Erma banyak diperbincangkan usai video 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit' viral.

Erma sendiri merupakan warga asli Demak yang lahir pada Oktober 30 tahun silam. Dia merantau ke Grobogan bersama suaminya dan mulai bekerja di PT Sai Apparel Grobogan pada bulan Maret tahun lalu.

Bekerja di perusahaan pindahan dari Semarang itu, dia merasa perlu adanya serikat pekerja untuk menampung aspirasi para buruh. Oleh karena itu, saat diajak mendirikan Serikat Pekerja (SP) Spring, Erma langsung setuju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya yang bikin itu kating saya, ketuanya, terus saya masuk karena saya juga setuju harus ada serikat karena memang harus ada," katanya saat berbincang dengan detikJateng di Jalan Pahlawan, Semarang, Senin (6/2/2023).

Akhirnya, serikat buruh itu mulai berdiri tepat enam bulan setelah dirinya bekerja di PT Sai Apparel. Erma yang merupakan lulusan SMA Muhammadiyah 1 Demak itu pun dinobatkan sebagai sekretaris.

ADVERTISEMENT

"Ketua SP Spring Mala Ainun," ujarnya.

Pendirian serikat pekerja itu pun bukan tanpa hambatan. Selain merasa tidak didukung oleh tempatnya bekerja, masalah administratif di Disnakertrans Jateng juga sempat menghambat.

"Ke Dinas Ketenagakerjaan waktu mengajukan SK itu disuruh revisi lagi dan lagi sampai pengurusnya itu habis kontrak," katanya.

Serikat pekerja yang menurutnya untuk menampung aspirasi para pekerja, ternyata tak banyak mendapat simpati dari pekerja di tempatnya. SP Spring sempat mengalami kesulitan saat merekrut anggota.

Selain itu, dua orang pengurus SP Spring juga tak diperpanjang kontraknya. Erma berpendapat hal itu karena aktivitas mereka di serikat.

"Ada dua orang tidak diperpanjang dan sekarang pun ketuanya malah, ketua serikat saya belum ditandatangani surat perpanjangannya," katanya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Awal Mula Viral 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit'

Hingga pada 2 Februari lalu dia memutuskan membagikan videonya saat cekcok dengan atasannya. Video itu kemudian viral dengan narasi 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit'.

Saat itu, dia merasa mendapat intimidasi saat merekrut anggota serikat. Padahal kegiatan itu terjadi di luar jam kerja. Erma pun turut mengeluhkan molornya jam kerja yang tidak dihitung lembur.

Viralnya Erma di media sosial sedikit banyak membuatnya banyak dikenal di kalangan aktivis buruh. Saat ikut aksi di Semarang, terpantau banyak yang meminta foto bersama dirinya.

Dia juga diundang ke atas mobil komando untuk menceritakan kisahnya. Para buruh pun menyambut Erma yang naik mobil komando dengan sorak sorai.

Terlebih viralnya itu berdampak baik bagi pekerja di perusahaannya. Saat ini, kegiatan di pabrik itu sudah lebih baik.

"Lega, karena sekarang sudah nggak berani molor yang lantai bawah, tapi mungkin yang lantai atas masih banyak yang di atas mungkin masih ada satu-dua line karena kemarin banyak yang WA saya juga," ujarnya.

Meski begitu, ada juga buruh yang nyinyir atas aktivitasnya itu. Namun, ibu satu anak itu tak menganggapnya soal.

"Saya berharap untuk karyawan-karyawan yang lain enggak hanya di perusahaan yang saya bekerja, untuk berani menyuarakan mana yang wajib kita tolak dan mana tanggung jawab yang harus kita jalani," ujarnya.

Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.

Halaman 2 dari 2
(aku/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads