Profil Erma Aktivis Buruh Grobogan di Balik 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit'

Profil Erma Aktivis Buruh Grobogan di Balik 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit'

Afzal Nur Iman - detikJateng
Selasa, 07 Feb 2023 14:48 WIB
Erma Oktavia pembuat video Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit.  Erma dan teman buruhnya menggelar aksi di Semarang, Senin (6/2/2023).
Erma Oktavia pembuat video 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit'. Erma dan teman buruhnya menggelar aksi di Semarang, Senin (6/2/2023). (Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng)
Semarang -

Buruh PT SAI Apparel Industries Grobogan, Erma Oktavia menuai sorotan atas keberaniannya memperjuangkan upah lembur yang tak dibayar di perusahaannya. Berikut sosok wanita di balik video viral 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit' itu.

Erma merupakan warga asli Demak yang lahir pada Oktober 30 tahun silam. Dia merantau ke Grobogan bersama suaminya dan mulai bekerja di PT SAI Apparel Grobogan pada bulan Maret tahun lalu.

Bekerja di perusahaan pindahan dari Semarang itu, dia merasa perlu adanya serikat pekerja untuk menampung aspirasi para buruh. Karena itu, saat diajak mendirikan Serikat Pekerja (SP) Spring, Erma langsung setuju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya yang bikin itu kating saya, ketuanya, terus saya masuk karena saya juga setuju harus ada serikat karena memang harus ada," kata Erma saat berbincang dengan detikJateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Senin (6/2/2023).

Akhirnya, serikat buruh itu mulai berdiri tepat enam bulan setelah dirinya bekerja di PT SAI Apparel. Erma yang merupakan lulusan SMA di Demak itu pun dinobatkan sebagai sekretaris.

ADVERTISEMENT

"Ketua SP Spring Mala Ainun," ujarnya.

Pendirian serikat pekerja itu pun bukan tanpa hambatan. Selain merasa tidak didukung oleh tempatnya bekerja, masalah administratif di Disnakertrans Jateng juga sempat menghambat.

Serikat pekerja yang menurutnya untuk menampung aspirasi para pekerja, ternyata tak banyak mendapat simpati dari pekerja di tempatnya. SP Spring sempat mengalami kesulitan saat merekrut anggota.

Hingga pada 2 Februari lalu dia memutuskan membagikan videonya saat cekcok dengan atasannya. Video itu kemudian viral dengan narasi 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit'.

Saat itu, dia merasa mendapat intimidasi saat merekrut anggota serikat. Padahal kegiatan itu terjadi di luar jam kerja. Erma pun turut mengeluhkan molornya jam kerja yang tidak dihitung lembur.

Viralnya Erma di media sosial sedikit banyak membuatnya banyak dikenal di kalangan aktivis buruh. Saat ikut aksi di Semarang, terpantau banyak yang meminta foto bersama dirinya.

Dia juga diundang ke atas mobil komando untuk menceritakan kisahnya. Para buruh pun menyambut Erma yang naik mobil komando dengan sorak sorai.

Terlebih viralnya itu berdampak baik bagi pekerja di perusahaannya. Saat ini, kegiatan di pabrik itu sudah lebih baik.

"Saya berharap untuk karyawan-karyawan yang lain nggak hanya di perusahaan yang saya bekerja, untuk berani menyuarakan mana yang wajib kita tolak dan mana tanggung jawab yang harus kita jalani," ujarnya.




(aku/rih)


Hide Ads