Warga mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pertamina memastikan stok aman namun penyaluran terkendala cuaca ke pulau-pulau di Selayar.
Kapolsek Pasimarannu Iptu Hasan membenarkan adanya kelangkaan BBM yang terjadi sejak dua hari terakhir. Menurutnya, kelangkaan ini terjadi karena kapal pengangkut BBM tidak bisa berlayar akibat kondisi laut yang tidak bersahabat.
"Memang ada kelangkaan saat ini karena 10 hari sebelum Lebaran, kan, rencana kapal masuk ke Kota Benteng menjemput BBM. Cuma saat itu cuaca ekstrem. Jadi, kapal tidak bisa masuk," ujar Hasan kepada detikSulsel, Sabtu (5/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasan mengatakan cuaca sempat membaik pada H-3 Lebaran. Namun, seluruh armada kapal yang seharusnya digunakan untuk pengangkutan masih berada di Pasimarannu karena pemilik kapal ikut merayakan Lebaran di kampung halaman.
"H-3 Lebaran sudah bagus cuaca, rencana mau masuk, tapi orang semua kapal ada di Pasimarannu (karena perayaan Lebaran). Setelah Lebaran baru masuk dia," katanya.
Hasan menegaskan bahwa dampak kelangkaan masih tergolong ringan dan tidak separah yang ramai beredar di media sosial. Dia membantah informasi yang menyebut harga BBM, khususnya pertalite, melonjak hingga Rp 37 ribu per liter.
"Tidak seperti informasi yang di media sosial, katanya Rp 37 ribu per liter, tidak ada itu," ucapnya.
"Harga standar pertalite Rp 14 ribu per liter. Terpantau di luar ada yang sampai Rp 17 ribu, Rp 18 ribu, bervariasilah. (Kalau solar) aman. Wajarlah kalau namanya terjadi kelangkaan. Namanya langka, kan, pasti orang berlomba-lomba mau beli. (Stok) tidak sampai habis juga, kok. Masih ada," tambahnya menjelaskan.
Rencananya ada tiga kapal yang akan mengangkut BBM dari Benteng ke Pasimarannu pada Senin (7/4). Tiap kapal akan membawa masing-masing 3.000 liter pertalite dan 3.000 liter solar untuk disalurkan.
"Sekarang kapal sudah ada semua di Kota Benteng menunggu tanker, mudah-mudahan tanker besok datang, muat, langsung berangkat (ke Pasimarannu). Insyaallah aman itu," tuturnya.
Sementara itu, Pertamina Patra Niaga Sulawesi menegaskan bahwa distribusi BBM di Selayar, khususnya wilayah daratan, sejauh ini berlangsung normal. Namun, wilayah kepulauan seperti Pasimarannu memiliki tantangan tersendiri.
"Untuk yang di Selayar itu BBM dikirim dari Integrated Terminal Makassar (ITM). Nah, BBM dari situ nanti ada yang dikirim menggunakan moda mobil tangki. Jadi, mobil tangki naik ke kapal tongkang atau kapal feri. Nanti dari situ didistribusikan ke SPBU-SPBU di Selayar," ujar Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Sulawesi Romi Bahtiar kepada detikSulsel, Minggu (6/4).
Menurut Romi, wilayah kepulauan seperti Pasimarannu memang memiliki sistem distribusi yang berbeda. Penyaluran BBM ke daerah tersebut tidak dilakukan langsung Pertamina, melainkan oleh Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) yang dikelola masyarakat setempat.
"Tanggung jawab Pertamina memang barang itu (BBM) keluar dari depo, ya. Sebenarnya ranahnya 50:50, Pertamina tidak lepas tanggung jawab," katanya.
Lebih lanjut, Romi menambahkan, tiap kecamatan di Selayar sudah memiliki kuota BBM masing-masing. Namun, pengiriman ke daerah terluar, termasuk di Pasimarannu, sangat bergantung pada kondisi cuaca dan ketersediaan armada kapal.
"Sudah ada kuota per masing-masing kecamatan. Cuma itu, kalau kendalanya sudah di cuaca, ya," katanya.
(hsr/sar)