Konsumsi Pertalite dan Solar di Jateng-DIY Menurun, Diduga Ini Sebabnya

Konsumsi Pertalite dan Solar di Jateng-DIY Menurun, Diduga Ini Sebabnya

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Rabu, 19 Okt 2022 17:47 WIB
Ilustrasi isi BBM
Ilustrasi isi BBM. Foto: dok. Pertamina
Jogja -

PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menyebut konsumsi Pertalite dan solar di Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami penurunan. Hal tersebut karena terjadi peralihan konsumsi BBM di tingkat konsumen.

"Tanggal 4 Agustus sampai 3 September versus 4 September hingga 15 Oktober 2022, untuk (konsumsi) Pertalite Jawa Tengah-DIY turun sekitar 6% dan solar turun sekitar 7%," kata Area Manager Communication, Relation & Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, kepada wartawan, Rabu (19/10/2022).

Brasto mengatakan, konsumsi BBM non subsidi justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. "Yang menarik, justru data Pertamax Turbo naik 101% dan Pertamina Dex naik 22%," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait penyebabnya, Brasto belum bisa mengungkapkannya secara gamblang. Namun, Brasto menyebut saat ini terjadi peralihan pilihan jenis BBM di masyarakat.

"Memang ada indikasi peralihan dari konsumen untuk membeli varian BBM non subsidi. Memang untuk Pertamax yang Dexlite ada sedikit penurunan, tapi untuk varian tertingginya mengalami kenaikan yang cukup signifikan," ujar Brasto.

ADVERTISEMENT

Apakah peralihan konsumsi BBM itu juga berkaitan dengan maraknya kendaraan bertenaga listrik, Brasto menjawab, jika hal itu memang bisa terjadi ke depannya. Hanya saja, untuk saat ini masih banyak yang menggunakan gasoline.

"Jadi memang gini ya, kalau yang kami lihat memang ke depan tentu akan semakin banyak (kendaraan listrik), tapi saat ini mayoritas masih menggunakan gasoline," ungkapnya.

Brasto mengungkapkan, penurunan konsumsi BBM didominasi pengguna mobil. Pasalnya saat ini banyak mobil yang mewajibkan menggunakan BBM non subsidi untuk menjaga kinerja dapur pacunya.

"Penurunan justru banyak di pengguna kendaraan mobil, jadi mobil kan tankinya banyak. Kemudian ada dua indikasi, lebih efisien penggunaan bahan bakarnya atau peralihan ke BBM varian lebih tinggi," katanya.

"Dan, bisa jadi juga peralihan ke moda transportasi lain, apakah transportasi umum atau transportasi roda dua," imbuh Brasto.

Terlepas dari hal itu, pihaknya terus menggencarkan penggunaan aplikasi My Pertamina. Menurutnya, di DIY sudah ada ratusan ribu kendaraan yang terdaftar di aplikasi tersebut.

"My Pertamina yang terbaru, per 16 Oktober, untuk DIY itu pendaftarnya sudah 106 ribu kendaraan," ujarnya.

Sedangkan untuk kendaraan yang belum terdaftar, Brasto mengaku tetap melayani pengisian bahan bakarnya. Dengan catatan, nomor polisi kendaraan dicatat terlebih dahulu oleh operator SPBU.

"Kami terus dorong untuk pendaftaran, memang saat ini yang sudah punya QR code ditanyai petugas SPBU, tapi yang belum punya QR code masih bisa bertransaksi dengan catatan dicatat nomor polisinya oleh operator, baik itu solar maupun Pertalite. Jadi dicatat dan dimasukkan ke sistem, tapi kami imbau segeralah mendaftar," ucapnya.




(dil/apl)


Hide Ads