Seratusan hektare lahan cabai di Kabupaten Bantul terancam gagal panen usai terendam air akibat tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul menyebut terendamnya ratusan hektare tanaman cabai ini karena air genangan tidak bisa terbuang melalui sungai maupun selokan.
Salah satu petani cabai di Kapanewon Kretek, Bantul, Kismanto mengatakan genangan air di lahan cabai berasal dari hujan yang berlangsung sejak pekan lalu. Hal itu diperparah dengan sulitnya membuang air genangan di lahan tersebut karena meluapnya selokan dan sungai di sekitar Kapanewon Kretek.
"Jadi luapan air akibat hujan lebat tidak bisa dibuang ke sungai. Semua itu karena ketinggian lahan dengan sungai lebih tinggi sungainya, sehingga luapan air tidak bisa dibuang dan terus menggenangi lahan cabai sampai sekarang," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (11/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut, kata Kismanto, jelas berdampak negatif terhadap kelangsungan tanaman cabai miliknya. Mengingat tanaman cabai tidak tahan dengan air yang berlebihan.
"Kalau tergenang air satu atau dua hari masih bisa bertahan, tapi kalau lebih dari dua hari dipastikan tanaman cabainya bakal mati," ujarnya.
Oleh sebab itu, dia hanya bisa berharap intensitas hujan saat ini berkurang guna mengurangi genangan air di lahan cabai. Pasalnya jika pun nekat memanen cabai harga jual cabai bakal anjlok.
"Kalau cabai tetap dipanen kualitasnya buruk dan hanya dihargai sangat murah oleh pedagang, seperti Rp 2.500 per kilogram," ucapnya.
Sementara itu, Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo mengaku telah mengetahui banyaknya lahan cabai yang rusak akibat tergenang air. Menurutnya, yang paling parah berada di Kalurahan Parangtritis dan Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek hingga Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden.
"Kebetulan saya juga tahu kondisinya, dan terbesar itu (kerusakan lahan cabai) di sisi selatan (Bantul). Untuk total lahan cabai yang tergenang air ada itu lebih dari 100 hektare," ucapnya.
"Yang jelas memang ada (lahan cabai yang tergenang air), tapi airnya masih tapi kena akar dan itu karena selokannya yang banyak air. Jadi bukan terendam sampai atas, bukan," lanjut Joko.
Terkait penanganan dari DKPP, Joko mengaku bergantung kepada cuaca. Mengingat jika melakukan penyedotan dengan pompa bakal sulit mencari lokasi pembuangan airnya.
"Kalau disedot pompa kita kalah, buangannya kan repot itu," ujarnya.
(aku/apl)