Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) melepas 50 kontainer produk PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Produk ini akan diekspor ke 20 negara.
Zulhas mengatakan kegiatan tersebut mampu meningkatkan devisa negara yang saat ini sudah mencatatkan surplus USD 24,89 miliar. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun berada di angka 5,44 persen.
"Biasanya kalau melepas itu dua, tiga, tujuh kontainer. Ini sampai 50 kontainer, luar biasa," kata Zulhas di PT Sritex, Sukoharjo, Kamis (15/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
50 kontainer ini dikirim ke 20 negara, yakni Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Republik Dominika, Mesir, Meksiko, Turki, Portugal, Polandia, India, Qatar, Uni Emirat Arab, Swedia, Bangladesh, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, Malaysia, Thailand, dan Jordania. Berdasarkan keterangan tertulis PT Sritex, nilai ekspor 50 kontainer produk tekstil itu mencapai USD 3,71 juta.
"Ini saya juga akan bikin perjanjian dengan Mesir, kemudian ke Nigeria, Maroko, dan beberapa negara Afrika. Selain itu juga mempertahankan pasar tradisional," kata Zulhas.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sritex, Iwan Setiawan Lukminto, menjelaskan produk yang dia ekspor ialah tekstil dan produk tekstil (TPT) meliputi benang, kain jadi dan pakaian jadi. Secara nasional, produk TPT ini menurutnya telah menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar.
"TPT menyumbang devisa negara sebesar USD 13,02 miliar di tahun 2021, salah satu penyumbang devisa terbesar dari sektor nonmigas dan merupakan industri padat karya. Kelangsungan industri tekstil juga berdampak langsung kepada 7,5 juta pekerja dan pelaku IKM," ujar Iwan.
Selain itu, Sritex Group mampu membuka lapangan pekerjaan hingga memperkerjakan 50 ribu karyawan. Sritex bergerak di 5 lini ekosistem industri tekstil nasional, yakni serat (fiber), pemintalan (spinning), penenunan (weaving), pencelupan (dyeing), dan penjahitan atau konveksi (garment).
(aku/rih)