Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Semarang mengeluhkan kenaikan harga BBM yang mendadak pada Sabtu (3/9) pekan lalu. Mereka khawatir dampak yang muncul buntut harga BBM naik.
"Keluhan ini pasti adanya naiknya yang mendadak. Kenaikan BBM yang naik kisaran 25%, tapi ya mau gimana lagi, sudah diputuskan," ujar Ketua DPC Organda Kabupaten Semarang, Hadi Mustofa, ketika dihubungi detikJateng, Senin (5/9/2022).
Menurutnya, dampak harga BBM naik salah satunya adalah penyesuaian tarif angkutan umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah kami lakukan kordinasi bersama-sama. Kemungkinan akan kami naikkan tarif layanan angkutan mengingat kenaikan BBM yang cukup tinggi," ujarnya.
Ia menjelaskan kenaikan tarif angkutan bisa mencapai antara Rp 500 hingga Rp 1.000. Pihaknya saat ini masih menunggu surat edaran dari Dinas Perhubungan.
"Untuk reguler angkot Penumpang umum naik Rp 1.000, anak sekolah Rp 500. Buruh pabrik naik Rp 1.000. Untuk angkutan barang masih nunggu SE Dishub Provinsi Jawa Tengah kalau ada," terangnya.
Ditanyai lebih lanjut mengenai kapan pastinya kenaikan tarif tersebut, ia menyampaikan bahwa akan menyerahkan keputusan pada pihak yang berada di lapangan. Menurutnya yang menjadi kekhawatirannya jika terjadi kenaikan tarif angkutan ialah jumlah penumpang menurun.
"Pastinya belum ada, masih koordinasi lagi, nanti lihat kondisi lapangan. Naikin harga takut nanti tunggu orang lapangan saja kapan pastinya, ini juga belum tentu ada penumpangnya, sekarang saja cenderung sepi," ujarnya.
Beberapa waktu yang lalu pihaknya juga sempat melayangkan permohonan terkait kuota subsidi khusus anggota Organda kepada Pertamina. Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut.
"Belum (tindak lanjut) mungkin baru usulan. Kami juga mengajukan permohonan kuota dan BLT khusus kru. Semoga dapat bantuan," imbuhnya.
Modal Operasional Tak Sebanding
Sementara itu salah satu pemilik angkutan Elf jurusan Ungaran-Gunungpati, Sutopo, mengatakan kenaikan harga BBM yang dirasa mendadak ini membuatnya harus putar otak untuk menyeimbangkan biaya operasional.
"Kemarin ini kan naiknya mendadak kita semua nggak ada persiapan. Ini operasionalnya nggak cucuk (tidak sepadan) kalau nggak dinaikin tarifnya. Tapi nanti kalau dinaikin tarif angkutannya khawatir juga, takut nggak ada penumpangnya, harus putar otak," keluh Sutopo.
Untuk diketahui, harga BBM Pertamina resmi mengalami kenaikan, Sabtu (3/9), mulai pukul 14.30 WIB. Pemerintah menetapkan harga baru BBM jenis solar, Pertalite, dan Pertamax.
Harga BBM jenis solar naik menjadi Rp 6.800 per liter, Pertalite naik menjadi Rp 10.000/liter, dan Pertamax naik jadi Rp 14.500/liter.
(rih/aku)