Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajukan banding atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN Jakarta terkait penurunan UMP DKI 2022. Saat ditanya soal hal itu Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah enggan memberikan tanggapan.
"Urusan itu (banding) nggak, saya nggak ngomong itu dulu, nggak ngomong itu, ini sekarang lagi ngomong kawasan (KIT Batang), ini yang menarik ini," kata Ida Fauziyah, dalam kunjungan kerjanya di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jumat (5/8/2022).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajukan permohonan banding atas putusan PTUN Jakarta terkait penurunan UMP. Melalui banding ini, Pemprov DKI Jakarta berharap nilai UMP dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1517 Tahun 2021 tidak dibatalkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap dengan adanya upaya banding ini, besaran UMP senilai Rp 4.641.852 sesuai Kepgub No.1517 Tahun 2021 tidak dibatalkan," kata Kepala Biro Hukum Setda DKI Jakarta Yayan Yuhanah dalam keterangan tertulis, Rabu (27/7).
Yayan mengatakan UMP yang ditetapkan dalam Kepgub tersebut telah mempertimbangkan sejumlah aspek, dari angka inflasi hingga kesejahteraan hidup pekerja. Atas dasar itulah, Pemprov DKI mengajukan permohonan banding.
Sebelum memutuskan mengajukan upaya banding, pihaknya telah mengkaji dan mempelajari putusan majelis hakim secara komprehensif. Hasilnya, pihaknya memandang putusan majelis hakim tersebut masih belum sesuai dengan harapan.
"Hal ini karena nilai UMP yang ditetapkan dalam Kepgub tersebut telah mempertimbangkan angka inflasi serta kelayakan dan kesejahteraan hidup pekerja," ujarnya.
Kendati demikian, Pemprov DKI mengapresiasi keputusan majelis hakim atas putusan yang telah ditetapkan. Majelis hakim, kata dia, membenarkan kewenangan Anies Baswedan dalam membuat kebijakan UMP serta membenarkan hak pekerja mendapatkan upah layak.
(sip/aku)