Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyebut inflasi di Jawa Tengah sudah masuk kategori merah. Kini Pemerintah Provinsi menyiapkan langkah dan menggandeng berbagai pihak termasuk Kadin.
"Inflasi kita berbahaya. Kalau bicara (laju inflasi) 3 (persen) plus minus 1 (persen) ini sudah 4 (persen) dan empatnya ini lebih. Merah!" kata Ganjar ditemui detikJateng di rumahnya, kemarin sore.
Pada laman jatengprov.go.id disebutkan laju inflasi Jawa Tengah tercatat 4,97 persen pada Juni 2022. Beberapa komoditi yang mempengaruhi laju inflasi antara lain cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menarik lagi di Jawa Tengah ini surplus semua, makanya ini surplus tapi kok harganya tinggi. Dugaan saya bawang merah sama cabainya piknik ke beberapa daerah lain yang membutuhkan," kata Ganjar dikutip detikJateng dari laman jatengprov.go.id, Selasa (12/7/2022).
Langkah penanganan jangka pendek yang segera diambil salah satunya operasi pasar di enam daerah inflasi tinggi yaitu Kota Semarang, Solo, Tegal Purwokerto, Kudus, dan Cilacap. Ganjar juga tidak menutup kemungkinan mengintervensi distribusi sejumlah komoditi.
"Ini enam kota besok akan kita ajak bicara, apakah di tingkat kabupaten/kota itu sudah akan melakukan intervensi," ujarnya.
Ia menjelaskan fluktuasi terjadi tinggi maka potensi daerah akan digerakkan. Contohnya BUMD Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) yang sudah menjadi Perseroda akan diminta untuk mengcover beberapa komoditas di Jateng.
"(CMJT) Dikasih penugasan public service obligation (PSO) agar mengcover beberapa komoditas yang ada peluang untuk itu," katanya.
Perang Rusia-Ukraina menurut Ganjar juga berpotensi mempengaruhi harga gas dan pupuk. Maka, lanjutnya, upaya-upaya penanganan sudah harus disiapkan.
"Maka tadi saya hitung jumlah subsidi pupuk untuk di Jawa Tengah saja kira-kira tadi hanya 54 persen yang dicover," ujar Ganjar.
Politisi PDIP itu juga mendorong petani untuk bisa membuat pupuk sendiri, kemudian masyarakat juga perlu diajari untuk memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumahnya.
"Kalau perlu di desa-desa itu ada bandha desa, pinggir jalan, tanami semua agar kita bisa mandiri dari sisi itu karena situasi globalnya belum pasti," tegasnya.
"Jadi kalau kita melihat kondisinya rasa-rasanya seluruh komponen pemerintah musti siaga. Menurut saya sudah siaga satu ini," imbuh Ganjar.
Rapat pembahasan soal Inflasi sudah dilakukan Ganjar di kantornya pekan lalu. Ganjar juga mengundang Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Jawa Tengah ke rumah dinasnya untuk mengambil langkah antisipasi.
"Kadin saya minta untuk mereka langsung ke lapangan. Hari ini kita punya problem lingkungan bisnis sedang berubah luar biasa, sangat turbulensi, kemudian inflasi kita sudah berbahaya," kata Ganjar di rumahnya.
"Kita harus bisa menyesuaikan agar inflasi terkendali. Kadin kita minta terlibat, bagaimana kontrol cabai, siapa sih di industri itu. Bagaimana mengontrol bawang merah, siapa yang ada di industri itu," imbuhnya.
Kadin Jateng juga diminta Ganjar untuk mengevaluasi kebutuhan dunia dagang dan industri saat ini. Khususnya dalam menyikapi kondisi VUCA (volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang sedang terjadi. Maka Kadin diharapkan mendesain langkah bersama dengan dinas-dinas terkait agar dapat keluar dari kondisi sulit.
"Apa kebijakan dari pemerintah, kemudian ada yang mendapatkan insentif dan mana yang harus mendapatkan disinsentif. Maka saya minta kepada Kadin sekarang betul-betul bisa tune in dengan sektor yang ada di pemerintah, dalam hal ini dinas-dinas. Kalau mereka bisa menyampaikan, duduk bersama, mendesain bersama maka harapannya kita bisa mencari alternatif agar kita bisa keluar dari kesulitan ini," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Beberapa hal yang bisa memicu inflasi bertambah juga perlu diantisipasi salah satunya soal harga bahan bakar minyak. Harus ada kebijakan yang disiapkan untuk menangani hal itu.
"Maka kita hati-hati. Umpama minyak, Pertalite ini mau naik apa nggak. Kalau naik berarti menjadi satu kebijakan dan pasti akan mendorong inflasi. Maka saya minta mereka (Kadin) terjun," ujarnya.
Ketua Umum Kadin Jateng, Harry Nuryanto, menambahkan Ganjar meminta Kadin Jateng untuk bersinergi dengan kebijakan pemerintah dalam penanganan inflasi yang sudah masuk kategori merah itu
"Nanti dari bidang-bidang kami yang terkait dengan perdagangan untuk bisa bersinergi untuk menekan laju inflasi yang ada. Kita akan terjun ke pasar, melakukan banyaknya perputaran perekonomian di Jawa Tengah, kita juga komunikasi dengan Bank Indonesia untuk saling menjalin kerja sama untuk bisa mengatasi ini," kata Harry.