Ratusan kapal nelayan di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah hingga kini tak kunjung melaut. Para nelayan memilih tidak melaut lantaran tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
"Untuk masalah nelayan, ini memang tidak melaut, kalau kita hitung itu baru 30 persen yang berangkat melaut. Di sini ada sekitar 900 kapal nelayan. Harusnya bulan ini sudah pada melaut," jelas Sekjen HNSI Kabupaten Pati Suratman ditemui di kantornya, Senin (11/7/2022).
Menurutnya ada beberapa alasan nelayan di Juwana belum juga melaut. Di antaranya harga solar sedang mahal. Per hari ini saja solar mencapai Rp 18 ribu per liter. Kemudian kata dia, akibat solar naik kebutuhan perbekalan saat melaut berbulan-bulan juga mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama harga BBM solar, per 11 Juli 2022 ini harganya Rp 18 ribu per liter. Kalau dihitung untuk perbekalan nelayan, membengkaknya sampai dua kali lipat sebelum BBM ini naik," terang Suratman.
"Itu sangat berat sekali (bagi) nelayan untuk berangkat ke laut, karena permasalahan perbekalan di antaranya dan solar harganya melejit dihitung tidak bisa melaut," sambung dia.
Menurutnya dengan harga solar Rp 18 ribu tidak seimbang dengan perbekalan yang dibawa nelayan. Suratman menyebut seharusnya harga solar Rp 9.000, baru nelayan bisa mendapatkan keuntungan dari hasil melaut.
"Harga solar bisa menutupi nelayan dipatok sekitar maksimal Rp 9.000 per liter, agar menutupi kebutuhan perbekalan nelayan," terang dia.
Suratman mengatakan di Juwana ada sekitar 900 kapal nelayan dengan berbagai ukuran. Pendapatan nelayan pun berkurang jika solar naik, belum lagi hasil tangkap ikan pun menurun.
"Pendapatan kapal juga menurun drastis. Per kapal ada beberapa alat tangkap, pancing, ada juga cantrang, ada juga alat tangkap cumi, untuk kapal kecil Rp 300 juta sampai Rp 400 juta, itu 30 ton. Itu nanti dipotong perbekalan, kurang lebih Rp 200 juta, sisanya Rp 100 juta bagi hasil, kalau perbekalan membengkak kasihan juga," jelas Suratman.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Dia menambahkan akibatnya banyak nelayan yang sementara berdiam dan memperbaiki kapalnya. Nelayan pun menunggu ada kebijakan yang berpihak kepada nelayan di Kabupaten Pati.
"Aktivitas sementara belum melaut perbaikan kapal kecil di kapal, apa yang rusak, sambil menunggu regulasi dan turunnya harga solar. Solar naik kebutuhan keperluan melaut naik semua," tambah dia.
Pantauan detikJateng di lokasi, ratusan kapal bersandar di sepanjang Sungai Silugonggo, Juwana, Senin (11/7/2022). Tampak beberapa anak buah kapal sedang membersihkan hingga memperbaiki kapal yang belum berangkat melaut.
Simak Video "Video: Rebutan Ribuan Ketupat di Magelang, Isinya Uang Tunai hingga Rp 100 Ribu "
[Gambas:Video 20detik]
(apl/sip)