Pasar Ditutup, Pedagang Kambing Klaten Nekat Jualan di Tepi Jalan

Pasar Ditutup, Pedagang Kambing Klaten Nekat Jualan di Tepi Jalan

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Senin, 13 Jun 2022 10:28 WIB
Para pedagang berjualan di pinggir jalan Pasar Hewan Plembon Klaten yang ditutup. Foto diambil Senin (13/6/2022).
Para pedagang berjualan di pinggir jalan Pasar Hewan Plembon Klaten yang ditutup (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Para pedagang kambing di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, nekat berjualan di tepi jalan. Mereka nekat menggelar lapak di pinggir jalan karena Pemkab Klaten memperpanjang penutupan pasar hewan di semua wilayah Klaten.

Pantauan detikJateng, para pedagang berjualan di tepi jalan dan sawah sekitar Pasar Hewan Plembon, Kecamatan Klaten Utara. Pedagang bertransaksi di tegalan.

Pedagang mulai berdatangan sekitar pukul 07.00 WIB. Tampak pedagang yang membawa bronjong ada yang tidak dengan jumlah sekitar 50 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pedagang berharap segera dibuka pasarnya. Kambing beda dengan sapi, kambing tidak ada yang sakit," ujar pedagang kambing warga Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom, Wido Suwarno, saat ditemui detikJateng di tepi jalan Klaten Utara, Senin (13/6/2022).

Wido menyatakan sejak penutupan pasar, pedagang ternak mengaku bingung mencari nafkah. Padahal momen menjelang Idul Adha biasanya mereka mendulang cuan dari penjualan ternak.

ADVERTISEMENT

"Hari ini baru dua ekor, padahal biasanya 10 ekor lebih. Pembeli takut, pedagang lainnya juga takut datang," ucap Wido.

Wido menyebut perpanjangan penutupan pasar ini semakin membebani peternak dan pedagang. Sebab, mereka tidak bisa menjual ternak tapi tetap harus mengeluarkan biaya paka.

"Di kandang ternak butuh pakan, bantuan pemerintah selama penutupan pasar tidak ada. Padahal harga bren sekarang dari Rp 150.000 menjadi Rp 250.000 per sak," imbuh Wido.

Wido menyebut berjualan di pinggir jalan ini dilakukan untuk mendapat penghasilan. Mereka pun sadar jika hal ini dilarang.

"Ya dilarang tapi mau bagaimana lagi. Ini lumayan ramai dibandingkan Minggu lalu," jelas Wido.

Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Marno. Dia menyebut jika pandemi COVID pemerintah memberikan bantuan, maka seharusnya saat penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak juga diberikan bantuan.

"COVID saja dibantu makan dan uang, ini tidak ada. Cuma dilarang berjualan padahal ternak di kandang juga butuh makan," keluh Marno kepada detikJateng di lokasi.

Terpisah, Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Triyanto menyatakan penutupan pasar masih sampai tanggal 21 Juni. Pihaknya mengaku tidak bisa melarang transaksi di luar pasar.

"Ya mau bagaimana lagi, mungkin pedagang sudah kontak dan ketemu di lokasi. Yang penting kita imbau untuk waspada, cek kesehatan hewan dan yang sakit jangan dijual," ucap Triyanto kepada detikJateng di kantornya.

Meski kasus PMK pada kambing belum ada, sebut Triyanto, kewaspadaan penting. Dia berharap jangan sampai kejadian PMK yang menyerang sapi juga menimpa kambing.

"Belum ada sampai saat ini PMK kambing di Klaten. Tapi waspada penting sebab satu saja sakit PMK bisa menular kambing atau sapi lain di kandang," imbuh Triyanto.

Sebelumnya diberitakan, Pemkab Klaten memutuskan memperpanjang penutupan pasar hewan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak. Perpanjangan diputuskan karena angka kasus masih tinggi.

"Mempertimbangkan angka kenaikan kasus yang masih tinggi diputuskan penutupan pasar hewan diperpanjang. Perpanjangan selama 14 hari ke depan," jelas Pj Sekda Kabupaten Klaten, Jajang Prihono, kepada detikJateng, Selasa (7/6).

Jajang menjelaskan perpanjangan 14 hari diberlakukan setelah pasar ditutup sejak tanggal 25 Mei sampai 7 Juni 2022. Perpanjangan nantinya sampai 21 Juni.

"Perpanjangan 14 hari ke depan sampai tanggal 21 Juni 2022. Kami minta para peternak atau pemilik hewan ternak bergerak bersama pemerintah," jelas Jajang.




(ams/aku)


Hide Ads