Haji-Umroh Dibuka, Perajin Koper di Semarang Bangkit Lagi Usai Rugi 1,2 M

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Sabtu, 11 Jun 2022 12:46 WIB
Ghulam Saiffulatif, pengusaha koper di Semarang, saat ditemui di bengkel kerjanya, Sabtu (11/6/2022). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Dibukanya perjalanan haji dan umroh tahun ini membawa berkah bagi perajin koper di Kota Semarang. Ghulam Koper salah satunya. Mengaku sempat merugi Rp 1,2 miliar selama pandemi COVID-19, kini produksi koper Ghulam mulai bangkit lagi.

Ghulam Koper beralamat di Jalan Krobokan, Semarang Barat. Sejak Januari 2022, Ghulam Saiffulatif bersama karyawannya mulai sibuk merakit koper pesanan dari sejumlah biro travel haji plus dan umroh.

"Yang pesan koper ada sekitar 20-an biro dari Solo, Jakarta, Malang, Jogja. Dari Jateng (Jawa Tengah) paling banyak," kata Ghulam saat ditemui di bengkel kerjanya, Sabtu (11/6/2022).

Di sela kesibukannya, Ghulam menceritakan usaha produksi koper itu dia rintis sejak 8 tahun lalu. Pada masa awal pandemi COVID-19, Februari-April 2020, Ghulam masih menerima pesanan. Saat itu dia mengira masa pandemi hanya beberapa bulan saja.

"Februari, Maret, April 2020 itu masih produksi, tapi nggak bisa keluar (koper tidak diambil oleh pemesannya)," ujar Ghulam. Sebab, agen perjalanan yang memesan kopernya telah bangkrut akibat pandemi.

Karyawan Ghulam Koper di Semarang sedang merakit koper pesanan biro haji dan umroh, Sabtu (11/6/2022). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng

Bahkan, pesanan koper dari dinas atau pemerintahan juga belum dibayar karena pengalihan anggaran untuk penanganan COVID-19. Padahal, kata Ghulam, koper pesanannya sudah selesai digarap.

"Yang agen travel itu karena tutup. Yang dari dinas (belum dibayar) karena anggaran dialihkan untuk penanganan COVID," ungkap Ghulam. Total ada sekitar 1.500 set tas dan koper berbagai jenis, mulai dari koper, tas kain, dan tas kecil, yang tidak diambil pemesannya.

Walhasil, Ghulam terpaksa mempreteli koper yang sudah jadi itu untuk mengambil bagian-bagian yang masih bisa dimanfaatkan. Sedangkan tas-tas kecil yang tidak diambil pemesannya itu dibagikan kepada anak-anak.

"Kerugian 2 tahun itu Rp 1,2 M. Ada banyak banget mungkin sampai 1.500 tas. Kalau tas kecil bisa dikasih ke anak-anak di TPQ. Kalau yang besar, bagian yang bisa dipakai ya dipakai," kata Ghulam mengenangkan pengalaman pahitnya.

Masa pandemi yang berlarut-larut memaksa Ghulam merumahkan 23 karyawannya. Untuk membayar gaji karyawan dan mencukupi kebutuhan, dia juga menjual tiga mobil operasional dan dua sepeda motor.

"Tiga mobil dijual, ada pikap, Jazz, Luxio. Tossa dan dua motor operasional juga dijual. Habis semua. Saya juga berusaha jual eceran di pasar-pasar," kata Ghulam.

Setelah hampir dua tahun terpuruk, Ghulam Koper akhirnya bangkit lagi setelah perjalanan haji dan umroh tahun ini kembali dibuka. Ghulam kemudian menghubungi para karyawannya. Kini, sebagian karyawannya bisa bekerja lagi.

"Ada yang mau, ada yang tidak. Sekarang baru 16 orang (karyawan)," katanya. Pada 2022, Ghulam bisa menerima pesanan 1.600-2.000 set per bulan. Tiap satu set itu terdiri dari koper, tas paspor, tas kabin, dan tas kecil.



Simak Video "Video Jalan Pantura Semarang-Demak Banjir, Motor Tak Bisa Lewat"

(dil/dil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork