Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Batik Setono, H Rozakon, menyebut awalnya para pedagang merasa waswas terkait pemberlakuan one way di Tol Trans Jawa.
"Ya adanya one way, sepengertian kita exit Setono kan ditutup keluar masuknya. Ya jelas mempengaruhi jualan kita. Tapi ya mendinglah pada Kamis kemarin sebelum ada one way, banyak yang mampir," kata Rozakon saat ditemui detikJateng di kios batiknya, Sabtu (7/5/2022).
Menurutnya, pengunjung Pasar Setono tahun ini mulai meningkat setelah dua tahun terakhir sepi terdampak pandemi.
"Kalau dibandingkan saat tahun pandemi kemarin ya memang ada peningkatan. Tapi kalau dibandingkan sebelum adanya Corona, jauh sekali, turun sampai 50 persen," jelasnya.
Ia mengungkapkan rata-rata omzetnya per hari per kios mencapai Rp 5 juta.
Dari pantauan detikJateng hari ini, Pasar Batik Setono ini memang ramai pengunjung. Terlihat dari parkiran depan hingga parkiran belakang yang dipenuhi kendaraan pribadi. Kendaraan didominasi pelat luar kota, seperti Jakarta dan sekitarnya.
![]() |
Sementara itu, pengurus Pasar Batik Setono, Khaerudin, mengatakan selama masa arus mudik dan libur lebaran ini, dalam sehari rata-rata pengunjung mencapai 50 ribu orang.
"Kalau dihitung rata-rata ya sehari bisa mencapai 50 ribuan pengunjung. Tapi kalau untuk jumlah transaksi, kita tidak mengetahuinya," jelasnya.
Menurutnya, puncak kunjungan di Pasar Batik Setono terjadi pada Rabu (4/5). Dari 600 kios yang ada, hampir 90 persen dibuka sampai malam.
"Kalau buka rata-rata sampai malam, sampai jam 9 malam, khusus arus balik ini. Di sini kan memang lokasinya strategis, di jalur Pantura dan di jalur Exit Tol Setono. Kebanyakan memang pengunjung dari luar kota yang berkunjung ke sini," ujarnya.
Selama arus mudik dan arus balik, diakuinya, banyak pengunjung berdatangan pada arus baliknya, atau beberapa hari usai lebaran.
Salah seorang pemudik, Ronhardi (45) warga Bekasi mengaku bersama keluarganya lebih memilih mampir ke Pasar Setono saat perjalanan balik dari Kendal ke Bekasi.
"Kalau pas saat mudik kan barang bawaan masih banyak. Jadi kita biasanya mampir ke sini memang saat arus baliknya, juga sekalian oleh-oleh saudara, relasi di Bekasinya," kata Rohadi ditemui di Pasar Batik Setono.
Ia lebih memilih membeli batik karena dianggap tepat sebagai oleh-oleh ke teman-teman sekantornya.
"Kan di sini murah-murah. Memang kebiasaan di kantor saya, tiap tahun saling memberi oleh-oleh. Tiap tahun juga saya mampir ke sini, kecuali memang dua tahun kemarin, karena tidak mudik," imbuhnya.
Pemudik lainnya, Rina Hapsari (37) warga Depok mengakui dirinya setiap mudik pasti mampir di Pasar Batik Setono.
"Tiap tahun saya mampir ke sini. Tahun kemarin, saya mudik juga mampir sini. Beli batik. Lumayan murah-murah. Saya paling suka daster. Rp 100 ribu bisa dapat tiga atau tadi malah ada yang dapat empat," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Pekalongan, H Ahmad Afzan Arslan Djunaid mengakui sebelumnya para pedagang Pasar Batik Setono berkeluh dengan dirinya terkait pemberlakuan one way yang mengancam akan mengurangi pengunjung ke pasar setempat.
"Sebelumnya mereka waswas terkiat hal itu. Tapi alhamdulillah, di arus mudik maupun arus balik ini, rata-rata mereka mengalami peningkatan penjualan 3-4 kali lipat bila dibandingkan hari biasanya," jelas Aaf, sapaan akrabnya, kepada detikJateng secara terpisah.
"Memang sebelumnya ada protes dari pedagang grosir, infonya yang mereka dapat, pintu exit tol Setono ini ditutup, sehingga arus balik maupun mudik tidak dapat masuk ke Kota Pekalongan. Dan itu ternyata hanya situasional saja kok," imbuh Aaf.
(rih/ahr)