Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Tengah nomor urut 1, Hendrar Prihadi, blusukan ke Pasar Grosir Batik Setono, Kota Pekalongan. Cawagub Andika Perkasa itu didampingi Calon Wali Kota petahana Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid.
Keduanya berkeliling di pasar batik yang dikenal murah tersebut. Hendi, panggilan akrab dari Hendrar Prihadi, sempat kaget di pasar batik setempat.
Bagaimana tidak, dengan uang Rp 100 ribu, dia bisa mendapatkan tiga potong kemeja batik. Itu pun, dalam dialog dengan para pedagang, mereka masih ada untung saat menjual tiga potong kemeja dengan Rp 100 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendi menyebut Pekalongan dikenal dengan batiknya yang murah dan kualitas yang baik. Di Hari Batik Nasional ini, dia melakukan aksi borong batik sembari berdialog dengan para pedagang.
Dalam dialog dengan pedagang itu mereka mengaku juga menjajakan dagangannya secara online. Oleh karena itu, mereka bisa menjangkau seluruh Indonesia, bahkan menembus luar negeri.
"Pekalongan, di mana pun berada dikenal dengan batik dan pasar batik yang murah. Batik sini kan memang coraknya bagus, secara kualitas oke coraknya kompetitif ya," kata Hendi saat ditemui di sela blusukan, Pasar Grosir Batik Setono, Pekalongan, Rabu (2/10/2024).
"Pasar grosir Setono ini terkenal. Saya ke Jakarta, ke mana pun selalu bicara Pekalongan ya Pasar Grosir Batik Setono ini," tambah Hendi.
Ia bersama Aaf, sapaan akrab Afzan Arslan Djunaid, sengaja datang ke Pasar Grosir Batik Setono bertepatan dengan Hari Batik Nasional.
![]() |
"Kita melihat langsung bagaimana pasar batik di hari batik ini. Ya ramai. Kita lihat produknya oke, situasi pasar juga bagus dan sehatlah. Salah satu alasan Pak Aaf ngajak ke sini karena hari ini Hati Batik Nasional," ucapnya.
Hendrar Prihadi mengajak warga untuk mencintai produk dari hasil budaya sendiri, salah satunya batik.
"Ya tadi banyak membeli (batik). Komitmen untuk bisa nguri-nguri budaya batik, ini kan khas ya, khas Indonesia, terutama di Pekalongan ini," kata Hendi.
Hendi pun mengaku dibuat heran dengan papan harga tiga potong kemeja hanya Rp 100 ribu. "Iya heran. Itung-itungannya kok masih ada untungnya, kata pedagang tadi. Hebat, kreatif," kata Hendi.
Usai menyerap aspirasi para pedagang batik di Pasar Batik Setono, Hendi pun melanjutkan perjalanan untuk menyapa para nelayan di Pekalongan, dengan maksud yang sama, yakni menyerap aspirasi para nelayan terkait dengan kondisi selama ini.
(apu/ams)