Seniman Jogja Sulap Limbah Kaca Jadi Karya Puluhan Juta

Seniman Jogja Sulap Limbah Kaca Jadi Karya Puluhan Juta

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Selasa, 01 Mar 2022 13:06 WIB
Aktivitas Ivan di bengkel kerjanya di Kalurahan Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Selasa (1/3/2022).
Aktivitas Ivan di bengkel kerjanya, Selasa (1/3/2022). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Jogja -

Berbekal pengalaman magang di tempat pembuatan tabung untuk perlengkapan laboratorium, Ivan Bestari Minar Pradipta (38) bisa 'menyulap' limbah kaca menjadi karya seni bernilai tinggi dengan teknik flameworking. Sekarang, karyanya dibanderol dari ratusan ribu hingga puluhan jutaan rupiah.

Warga Kalurahan Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Kota Jogja, ini menjelaskan dirinya magang di tempat pembuatan tabung laboratorium di Condongcatur, Kabupaten Sleman, pada 2011. Sejak itu, Ivan mulai mengeksplorasi ilmu yang didapat hingga akhirnya tertarik dengan seni kaca (glass art).

"Akhirnya saya dibuatkan alat bakar oleh almarhum Sunaryo (yang mengajari Ivan)," kata Ivan, pemilik Otakatik Creative Work, kepada wartawan di bengkel kerjanya, Selasa (1/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena seniman glass art di Indonesia pada masa itu masih terbilang minim, Ivan mengaku banyak belajar dari YouTube dan menjalin pertemanan dengan seniman lain di media sosial. "Saat itu di Indonesia belum begitu banyak, jadi referensi saya dari luar negeri," ucapnya.

Aktivitas Ivan di bengkel kerjanya di Kalurahan Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Selasa (1/3/2022).Aktivitas Ivan di bengkel kerjanya di Kalurahan Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Selasa (1/3/2022). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)

Ivan mengatakan, teknik yang dia gunakan adalah flameworking, bukan kaca tiup seperti di Bali. Flameworking diawali dengan melebur limbah kaca menggunakan api dari tabung gas LPG dan oksigen yang kemudian dipasangkan ke alat penyemprot api (torch lighter).

ADVERTISEMENT

"Jadi pecahan kaca dilelehkan dulu sampai lunak seperti gumpalan, baru ditarik agar jadi bentuk yang diinginkan," kata Ivan yang lebih senang menggunakan kaca bekas dari botol kaca, pecahan jendela hingga piring.

"Yang saya buat lebih ke karya seni, bukan produk kerajinan massal yang komersil. Jadi lebih ke patung, miniatur dan aksesoris. Misal liontin, ini kan karya seni yang bisa dipakai," katanya.

Lamanya pembuatan karya seni dari limbah kaca itu bervariasi. "Relatif ya, karena kaca itu material yang sangat teknis. Kalau dipanasi dengan suhu tinggi sekitar 800-1.000 derajat celcius dia akan melunak, tapi kalau memanasinya terlalu cepat bisa meledak," ucapnya.

Untuk membuat karya sederhana alias tidak rumit dan berukuran kecil, Ivan hanya membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit. "Tapi kembali lagi, gimana kita mampu mengontrol kaca, mengatur gerakan tangan agar bentuk yang diinginkan tercapai. Itu yang lama latihannya, bisa hampir setahun," ujarnya.

Aktivitas Ivan di bengkel kerjanya di Kalurahan Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Selasa (1/3/2022).Aktivitas Ivan di bengkel kerjanya di Kalurahan Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Selasa (1/3/2022). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)

Selama ini Ivan lebih banyak menjual karyanya secara offline, khususnya melalui pameran, baik di dalam maupun di luar negeri.

"Karena karya ini ranahnya seni, jadi larinya lebih ke pameran. Ada yang sampai dibawa ke Jepang. Lewat media sosial juga ada tapi tidak terlalu banyak. Pernah pameran ke Singapura, Russia juga pernah sekali, di Saint Petersburg pada 2016," ucapnya.

Sedangkan untuk memasarkan karyanya lewat media sosial, Ivan masih terkendala soal pengiriman. Sebab, karya seni dari limbah kaca sangat rentan goncangan dan benturan.

"Pengiriman harus betul-betul dipastikan barang itu tetap utuh sampai ke tempat tujuan. Tapi ada juga yang beli dan dibawa pulang ke Jepang masih utuh juga sampai di sana," katanya.

Terkait harga, Ivan terkesan enggan mengungkapkannya secara gamblang. Dia hanya mengatakan harga aksesori dari limbah kaca berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

"Aksesori kecil-kecil bisa di ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Tapi ada karya seni yang pernah diapresiasi hingga puluhan juta. Itu (yang laku puluhan juta) hiasan yang di taruh di ruangan dan ukurannya agak lumayan, ada beberapa hotel di Jogja yang memesan itu," ucapnya.

Aktivitas Ivan di bengkel kerjanya di Kalurahan Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Selasa (1/3/2022).Aktivitas Ivan di bengkel kerjanya di Kalurahan Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Selasa (1/3/2022). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)



(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads