Ketua Pusat Koperasi Tempe-Tahu Indonesia (Puskopti) Jawa Tengah, Sutrisno Supriantoro, mengimbau perajin tahu tempe tidak mogok produksi karena sudah ada kesepakatan dengan pemerintah terkait harga kedelai.
Sutrisno mengatakan, sebelumnya memang ada imbauan agar melakukan mogok produksi terkait kenaikan harga kedelai. Namun, Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe (Gakoptindo) sudah bertemu dengan Menteri Perdagangan membahas soal kedelai, Minggu (20/2) kemarin.
Menurut Sutrisno, ada beberapa hal yang menjadi kesepakatan sehingga mogok tidak perlu dilakukan sebagai upaya protes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin pagi ada titik temu, salah satunya per Maret nanti harga kedelai disubsidi Rp 1.000 per kilogram," ujarnya, Senin (21/2/2022).
Ia juga menjelaskan ada tiga hal yang disampaikan Gakoptindo dalam pertemuan tersebut. Yaitu, meminta perintah memastikan stok kedelai aman sampai tiga bulan ke depan dan tidak terjadi fluktuasi harga (kisaran Rp 10.000-Rp 10.500).
Sutrisno menambahkan, pemerintah juga diminta mengumumkan kenaikan harga tahu dan tempe ke masyarakat. Sebab, perajin selama ini tidak bisa menaikkan harga produknya. Sehingga dampaknya adalah mengurangi ukuran tahu tempe.
"Jadi jangan sampai seperti itu (mengurangi ukuran). Jadi barang tetap, harga naik sekitar 20 persen. Agar pemerintah yang mengumumkan," imbuhnya.
Terkait permintaan agar stok dan harga kedelai selama 3 bulan ke depan terjamin, hal itu juga berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
"Betul, permintaan jangka waktu 3 bulan itu untuk persiapan lebaran. Jadi agar terjamin," tegasnya.
Sementara itu, harga kedelai saat ini di Jawa Tengah rata-rata Rp 11.000 sampai Rp 11.500 per kilogram, bervariasi di tiap daerah. Padahal sebelumnya berkisar Rp 7.500 per kilogram.
"Kenaikan itu sudah mulai sekitar Januari," tandasnya.
Perajin tempe di Kota Semarang, Slamet, mengaku tidak bisa menaikkan harga tempe sehingga berinisiatif mengurangi ukuran tempenya.
"Naik harga (tempe) kita nggak bisa. Bisanya main gini, timbangan, ukuran. Misal yang tadinya 5 ons jadi 4,5 ons," kata Slamet di tempat produksinya di Jalan Madukoro V Semarang, hari ini.
(dil/rih)